Topcareer.id – Side effect virus korona benar-benar meluas. Setelah bursa saham yang anjlok, pasar smartphone yang lesu hingga tutupnya sejumlah tempat wisata, wabah virus korona juga berimbas pada industri manufaktur penerbangan.
Boeing memperingatkan pada Rabu (12/2/2020), bahwa wabah virus korona bisa memperburuk pengiriman pesawat baru pada kuartal pertama tahun ini. Alasannya lalu lintas di Asia melambat tajam karena epidemi.
Sehari sebelumnya, Boeing melaporkan tidak ada pesanan pesawat baru dan mengatakan hanya mengirim 13 pesawat pada Januari.
Baca juga: Virus Korona Juga Bikin Pasar Smartphone Lesu
Sebagian besar berpusat di China, virus korona Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 60.000 orang dan menewaskan sedikitnya 1.115. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang baru-baru ini menamakan virus COVID-19, menyatakan darurat kesehatan global pada 30 Januari.
Maskapai di seluruh dunia, termasuk maskapai besar Amerika Serikat, telah menangguhkan atau mengurangi layanan ke China, lantaran penurunan tajam dalam permintaan karena wabah.
Perusahaan konsultan penerbangan, Cirium mengatakab bahwa lebih dari 85.000 penerbangan ke, dari dan di dalam China (lebih dari sepertiga dari jadwal penerbangan) telah dibatalkan antara 23 Januari dan 11 Februari.
CFO Boeing, Greg Smith, mengatakan pada konferensi investor Cowen pada hari Rabu bahwa dampak virus corona adalah sesuatu yang tengah difokuskan dan perusahaan tersebut bekerja dengan pelanggan China terkait masalah ini.
Baca juga: Virus Korona Mewabah, Bisnis Disneyland di Asia Merugi
“Saya yakin bahwa ada dampaknya, sebagai akibat dari lalu lintas, berdampak pada beberapa pengiriman jangka pendek, kuartal pertama bagi kita,” kata Smith.
Maskapai penerbangan Tiongkok telah menjadi pelanggan penting bagi Boeing dan permintaan perjalanan udara negara itu telah berkembang pesat.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional memperkirakan, Tiongkok akan menggantikan Amerika Serikat sebagai pasar perjalanan udara terbesar di dunia pada pertengahan dekade ini.