Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Cuti Berbayar, 30 Ribu Karyawan British Airways Digaji 80 Persen

British Airways

Topcareer.id – British Airways akan memberikan cuti sementara pada 30.000 karyawannya dengan bayaran, karena pandemi corona menghentikan perjalanan global, memaksa maskapai penerbangan untuk mendaratkan pesawat dan memangkas biaya.

Pesawat penumpang utama Inggris, yang dimiliki oleh International Airlines Group (ICAGY) ini mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang menerapkan “skema cuti” untuk meminimalkan dampak keuangan dari virus corona pada staf.

Setelah terlibat pembicaraan dengan serikat pekerja, British Airways setuju untuk memberi pekerja 80% dari gaji reguler mereka, tanpa batasan penghasilan, menurut serikat utama Inggris, Unite.

Baca juga: Wabah Corona, Maskapai Penerbangan Dunia Bingung Parkir Pesawat

Sebesar 2.500 pounds (USD 3.095) pertama akan dibayarkan oleh pemerintah, dengan BA melengkapi kekurangannya, kata Unite dalam sebuah pernyataan. Tidak akan ada PHK sementara yang tidak dibayar dan langkah-langkahnya akan diberlakukan sampai akhir Mei.

“Ini adalah kesepakatan sebaik mungkin bagi anggota kami,” kata Oliver Richardson, pejabat nasional Unite untuk penerbangan. “Kesepakatan itu melindungi pekerjaan staf BA dan, sejauh mungkin, juga melindungi gaji mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.

British Airways, yang pada hari Senin menangguhkan penerbangan dari bandara Gatwick London, adalah maskapai besar Eropa terbaru yang mengumumkan perubahan operasional.

Baca juga: Efek Corona, Maskapai Penerbangan Hentikan Perekrutan, Potong Gaji dan Rumahkan Karyawan

Pada hari Senin, EasyJet (ESYJY) mengandangkan seluruh armadanya, dengan 4.000 awak kabin. Maskapai berbiaya rendah terbesar di Eropa Ryanair (RYAAY) juga akan mengandangkan lebih dari 90% pesawatnya dalam beberapa minggu mendatang.

Sementara Loganair, yang berbasis di Skotlandia, berencana untuk mendekati pemerintah agar mendapatkan bantuan keuangan.

Maskapai di seluruh dunia telah bertekuk lutut ketika pandemi memburuk, terutama di Eropa dan Amerika Utara, dengan larangan terbang dan lockdown nasional yang mengancam untuk menutup penerbangan.

Banyak perusahaan penerbangan memangkas atau menangguhkan jadwal penerbangan jangka pendek mereka, membuat pekerja cuti tidak dibayar dan berhenti dipekerjakan. Beberapa CEO industri juga telah berhenti menerima gaji.

Editor: Feby Ferdian

Leave a Reply