Topcareer.id – Amerika Serikat pada hari Jumat (10/4/2020) lalu menjadi negara pertama yang mencatat lebih dari 2.000 kematian akibat virus corona dalam satu hari menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.
Hingga Selasa (14/4/2020) AS telah mencatat 586.941 kasus terkonfirmasi positif covid-19 dan ada 23.640 kematian melampaui angka kematian di Italia yang awalnya merupakan negara dengan kematian tertinggi di dunia akibat virus corona sebanyak 20.465 jiwa.
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa keputusannya tentang kapan harus membuka kembali roda ekonomi AS yang ditutup karena pandemi virus corona akan menjadi langkah paling sulit yang pernah ia ambil.
Baca juga: Kematian Akibat Corona di AS Bisa Capai 240 Ribu Jiwa, Trump: Seperti Perang
“Saya harus membuat keputusan dan saya hanya berharap kepada Tuhan bahwa itu adalah keputusan yang tepat. Tetapi saya akan mengatakan tanpa pertanyaan, itu adalah keputusan terbesar yang pernah saya buat,” kata Trump pada konferensi pers.
Trump akan menghadapi pemilu presiden pada bulan November 2020, ia ingin ekonomi AS kembali terbuka setelah berminggu-minggu tindakan keras lockdown mematikan bisnis dan transportasi di seluruh negeri demi memperlambat penyebaran virus.
Namun, ia juga menghadapi peringatan bahwa pembukaan prematur akibat terburu-buru mengambil keputusan akan membahayakan banyak nyawa.
Baca juga: WHO Selidiki Laporan Pasien yang Sembuh, Kembali Positif COVID-19
Trump salahkan WHO
Dikutip dari livemint.com, Selasa (14/4/2020), pada Jumat (10/4) Trump mengatakan dia akan membuat pengumuman minggu depan tentang pendanaan AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akan dipotong.
“Seperti yang Anda tahu, kami telah memberi mereka sekitar USD 500 juta setahun, dan kami akan membicarakan masalah itu minggu depan. Kami akan banyak bicara tentang hal itu,” kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Trump telah melakukan serangan terhadap WHO. Washington adalah penyandang dana utama WHO. Trump menuduh WHO pro-China selama pandemi virus corona yang dimulai di Wuhan, Cina, akhir tahun lalu.
Baca juga: Kisah Bhasha Mukherjee, Miss England 2019 Gantung Mahkota untuk Jadi Dokter Tangani Pasien Covid-19
Departemen Luar Negeri A.S telah menyetujui apa yang dikatakannya adalah kegagalan badan kesehatan dunia (WHO) untuk mengejar petunjuk awal tentang virus corona dari Taiwan.
Taiwan berhasil membatasi virus hanya lima kematian dan memperingatkan WHO pada 31 Desember tentang penularan dari manusia ke manusia, kata Wakil Presiden Chen Chien-Jen.
Kementerian luar negeri China mengatakan komentar A.S itu “mendistorsi fakta” dan secara politis termotivasi untuk mengalihkan kesalahan atas pandemi, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.
WHO sendiri menyangkal pernah mendapat peringatan dini dari Taiwan tentang penularan virus covid-19 dari manusia ke manusia. *
Editor: Ade Irwansyah