Topcareer.id – Walt Disney Company akan berhenti membayar lebih dari 100.000 karyawan mulai minggu ini karena masih berjuang dengan penutupan imbas dari virus corona. Grup hiburan terbesar di dunia ini mengoperasikan taman hiburan dan hotel di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.
Jika Disney menghentikan pembayaran untuk hampir setengah dari tenaga kerjanya, maka itu akan menghemat hingga USD500 juta atau sekitar Rp7,8 triliun (1USD=Rp15 ribu) per bulan, menurut Financial Times.
Dikutip dari BBC, Disney menghasilkan pendapatan operasional sebesar USD1,4 miliar untuk theme park, experience, dan produknya dalam tiga bulan terakhir tahun 2019.
Baca juga: Imbas Corona, Eksekutif Disney Bakal Kena Potong Gaji
Perusahaan itu mengatakan akan memberikan tunjangan kesehatan penuh untuk staf yang dicutikan tak berbayar dan mendesak karyawannya di AS untuk mengajukan tunjangan pemerintah melalui paket stimulus virus corona senilai USD2 triliun.
Sektor perjalanan dan liburan adalah yang pertama terkena imbas secara finansial dari pemberlakuakn penutupan karena virus corona. Maskapai telah berjuang untuk bertahan hidup dengan banyak meminta bantuan keuangan dari pemerintah.
Baca juga: Tutup Akibat Covid-19, Disney World Cutikan 43 Ribu Pegawainya
Tetapi kekayaan Disney untuk situs streaming online Disney Plus jauh lebih baik, dengan lebih dari 50 juta pelanggan hanya dalam waktu lima bulan sejak diluncurkan.
Bulan lalu Walt Disney mengatakan ketua eksekutifnya Bob Iger akan menyerahkan seluruh gajinya selama pandemi sementara kepala eksekutif Bob Chapek akan mengambil potongan gaji 50%.
Mr Iger adalah salah satu eksekutif bayaran tertinggi di sektor hiburan, menghasilkan USD47,5 juta tahun lalu sebagai ketua dan kepala eksekutif.
Ketika taman hiburan dibuka kembali, Iger memperkirakan bahwa pemeriksaan suhu pengunjung dapat menjadi bagian dari rutinitas normal bersama dengan pemeriksaan tas. *
Editor: Ade Irwansyah