Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Jepang dan Singapura Bakal Sangat Berjuang Hadapi Ekonomi Dampak Corona

Sumber foto: japan-guideSumber foto: japan-guide

Topcareer.id – Untuk wilayah Asia, ekonom dari Moody’s Analytics mengatakan bahwa perekonomian Jepang dan Singapura yang akan sangat berjuang paling banyak dalam menghadapi pandemi virus corona.

Kedua negara ini sudah memiliki ekonomi yang lemah sebelum wabah memburuk dalam sebulan terakhir. Steve Cochrane, kepala ekonom Asia Pasifik Moody’s Analytic menyampaikan, hingga kemudian tindakan lockdown yang diberlakukan untuk menahan penyebaran virus kemungkinan bakal memperburuk masalah ekonomi masing-masing negara.

Data resmi terbaru di Jepang menunjukkan ekonomi menyusut sebesar 6,3% dari tahun ke tahun dalam tiga bulan hingga Desember. Sementara perkiraan awal di Singapura menunjukkan bahwa ekonomi mengalami kontraksi 2,2% pada kuartal yang berakhir pada Maret.

Baca juga: IMF: Ekonomi Global Mungkin Belum Pulih dari Pandemi Corona pada 2021

“Jepang sudah dalam resesi; kuartal pertama untuk Singapura sangat lemah, saya pikir kuartal ini akan lebih sulit bagi Singapura mengingat kondisi lockdown,” kata Cochrane, dikutip dari laman CNBC.

“Dan kemudian ada potensi di Jepang, jika virus corona menyebar lebih jauh, mungkin ada lebih banyak aturan lokdown yang lebih ketat daripada jenis penguncian lunak yang ada di Jepang saat ini,” tambahnya.

Lonjakan kasus baru

Kedua negara, beberapa yang paling awal menemukan kasus virus corona di luar China, telah melaporkan lebih dari 13.000 infeksi, di antara yang tertinggi di Asia, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Tetapi tidak seperti China yang tampaknya memiliki wabah terkendali dalam beberapa pekan terakhir, Jepang dan Singapura mengalami lonjakan kasus baru Covid-19.

Baca juga: IMF: Efek Corona, Perekonomian Asia akan Alami Nol Pertumbuhan Tahun Ini

Menanggapi wabah yang memburuk, pemerintah Singapura menerapkan tindakan lockdown yang baru-baru ini diperpanjang, mencakup menutup sekolah dan tempat kerja yang dianggap tidak penting. Di Jepang, pemerintah menyatakan keadaan darurat nasional untuk mendesak orang agar tetap di rumah, tetapi masih membiarkan beberapa bisnis tetap terbuka.

Cochrane menyampaikan, kondisi ekonomi yang memburuk seperti yang dihadapi Jepang dan Singapura adalah salah satu alasan mengapa Asia Pasifik akan mengalami kuartal kedua yang sulit.

“Kombinasi dari, dalam arti, ekonomi tertutup di Asia Tenggara dan tren ekspor yang sangat lemah melambat di Asia Utara, itu akan menjadi kuartal yang sulit, sulit untuk seluruh wilayah APAC,” katanya.

Komentar Cochrane muncul ketika IMF memperingatkan bahwa untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, Asia, salah satu daerah yang tumbuh cepat di dunia, tidak akan mencatat pertumbuhan apa pun tahun ini karena pandemi virus corona. *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply