Topcareer.id – Siapa yang paling ingin melakukan perjalanan internasional ketika Covid-19 mereda? Menurutmu, siapa yang benar-benar menginginkannya? Para pecinta jalan-jalan? Kaum elit? Kamu tak perlu menebak-nebak, karena ada surveinya.
Sebuah laporan baru oleh Sentimantle, sebuah layanan yang memberi saran kepada para wisatawan dan maskapai penerbangan, telah mengidentifikasi jenis-jenis pelancong yang paling mungkin melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu.
Diterbitkan pada tanggal 18 Mei, laporan berjudul “Recovery Plan: How hotels and tourism facilities can recover from Covid-19” itu menganalisis 40 kasus pemulihan pariwisata dari epidemi sebelumnya. Temuannya menunjukkan bahwa 3 kelompok utama memiliki karakteristik demografis, motivasi, dan “sifat psikologis” untuk melakukan perjalanan internasional sebelum orang lain.
Baca juga: Gambaran Traveling Pasca Pandemi Corona (Bagian 1) dan Gambaran Traveling Pasca Pandemi Corona (Bagian 2)
1. Profesional muda (Umur: 20-40 tahun)
Karyawan korporat muda yang termasuk dalam rentang usia yang “tidak terpengaruh” oleh Covid-19 diperkirakan melakukan perjalanan terlebih dahulu. Kelompok ini terdiri dari laki-laki, dan seseorang yang single, karena karyawan dengan keluarga lebih kecil kemungkinan untuk bepergian karena potensi risiko mengekspos mereka terhadap infeksi.
Grup ini memiliki sejumlah uang untuk dibelanjakan. Diprediksi mereka akan tinggal di hotel-hotel mewah di tujuan bisnis di seluruh dunia dan mengkonsumsi layanan keramahtamahan kelas atas.
Laporan tersebut menyatakan bahwa anggota kelompok ini lebih cenderung memegang posisi manajemen menengah ke bawah dan memandang era pasca-Covid-19 sebagai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka.
“Para profesional muda diharapkan melakukan perjalanan sebagian besar ke ibukota bisnis dan keuangan dengan tingkat infeksi Covid-19 yang rendah saat ini,” kata Dr. Elad Harison, CEO dan pendiri Sentimantle, dikutip dari CNBC.
“Sebagai contoh, Kopenhagen dan Oslo adalah tujuan yang relatif aman untuk perjalanan bisnis, sementara New York, London, Paris, Milan dan Madrid memiliki jumlah kasus yang jauh lebih tinggi, yang dapat mencegah eksekutif dan pelaku bisnis pergi ke sana.”
Baca juga: Manfaat Traveling yang Saat Ini Banyak Dirindukan
2. Keluarga setempat (Umur: 25-40 tahun)
Keluarga dengan anak kecil yang mencari istirahat setelah lama tinggal di rumah juga cenderung memesan perjalanan internasional. Namun, liburan musim panas selama berminggu-minggu kemungkinan akan diganti dengan liburan akhir pekan singkat ke tujuan terdekat yang akrab bagi keluarga.
Istilah “lokal” mengacu pada keluarga yang bepergian lintas batas di sekitar geografis mereka, kata Harison. Dia mengutip contoh keluarga Belanda yang memesan perjalanan singkat ke Belgia, negara dengan perbatasan darat bersama yang tidak menimbulkan risiko medis tambahan karena kurangnya pengetahuan tentang negara dan hambatan bahasa.
Selain memesan tempat tujuan yang mereka kenal dengan baik, keluarga kemungkinan akan bepergian tanpa anggota keluarga atau teman tambahan dan akan menghindari tur kelompok.
Baca juga: 11 Cara Pencegahan Diri dari Virus Corona bagi Traveler
3. Backpacker (Umur: 18-28 tahun)
Backpackers diperkirakan bakal melakukan perjalanan internasional lebih cepat daripada grup lain. Seperti profesional muda, backpacker masih muda (beberapa bahkan berusia remaja), lajang, dan trennya adalah pria.
Juga seperti para profesional, mereka termotivasi untuk melakukan perjalanan karena alasan yang berhubungan dengan pekerjaan. Backpackers lebih mungkin untuk keluar dari periode pengangguran yang berkepanjangan atau mengambil cuti dari tiga hingga 12 bulan untuk melakukan perjalanan.
Dengan demikian, mereka diharapkan melakukan perjalanan untuk waktu yang lebih lama daripada dua kelompok lainnya dan tinggal di hotel kelas menengah dan hostel dengan potongan harga besar. *
Editor: Ade Irwansyah