Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Unilever Investasi Rp 16 Triliun untuk Proyek Pelestarian Lingkungan

Sumber foto: Akurat

Topcareer.id – Unilever akan menginvestasikan 1 miliar euro atau setara Rp 16,05 triliun dalam dana untuk proyek-proyek perubahan iklim, dan mengurangi hingga bersih nol emisi gas rumah kaca dari semua produknya pada tahun 2039, 11 tahun sebelum batas waktu Perjanjian Paris.

Menurut pernyataan Unilever pada Senin (15/6/2020), dana tersebut akan diinvestasikan ke dalam proyek-proyek termasuk reboisasi, pelestarian air dan penyerapan karbon selama sepuluh tahun ke depan.

Target net zero emission adalah perpanjangan dari upaya yang sudah dilakukan untuk mengurangi emisi di dalam perusahaan pada tahun 2030, seperti contohnya mengurangi konsumsi listrik di dalam kantor.

Total jejak gas rumah kaca Unilever adalah sekitar 60 juta ton setara karbon dioksida pada tahun 2019, menurut situs webnya.

“Kami sekarang akan jauh lebih luas dalam komitmen kami, kami menyebutnya sebagai cradle to shelf… di seluruh rantai nilai,” kata Chief Chain Officer Officer Unilever, Marc Engel, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Saham yang Diperkirakan Trending di Tahun 2020

Unilever, yang memiliki omset tahunan 52 miliar euro (USD 58,5 miliar), mengatakan akan memprioritaskan kemitraan dengan pemasok yang telah menetapkan target pengurangan emisi dan telah menetapkan sistem di mana pemasok harus menyatakan jejak karbon barang dan jasa yang disediakan.

Perusahaan mengatakan, semua kemasan mulai tahun 2039 akan menunjukkan jejak karbon produk. Unilever bergabung dengan beberapa perusahaan dalam menjanjikan emisi nol bersih dari rantai pasokan mereka.

Unilever juga mengatakan bahwa itu bertujuan untuk membuat semua formulasi produk dapat terurai secara hayati dan mencapai rantai pasokan bebas deforestasi pada tahun 2023, di antara sejumlah langkah lain untuk memerangi perubahan iklim.

Perusahaan mengatakan akan menggunakan pemantauan satelit, pelacakan geolokasi, dan blockchain di antara teknologi digital lainnya untuk meningkatkan keterlacakan dan transparansi dalam rantai pasokannya.

Editor: Feby Ferdian

Leave a Reply