Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, April 24, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Ada Sugesti Negatif yang Sebabkan Orang Enggan Meminta Bantuan

Ilustrasi. (dok. Halunen Law)

Topcareer.id – Orang terkadang takut meminta bantuan dari rekan kerja dan orang asing. Mereka khawatir terlihat buruk, ditolak, atau takut dianggap memaksakan orang lain berbuat sesuatu padanya.

Situasi di tengah pandemi seperti sekarang, banyak dari rasa takut ini menjadi besar. Kenyataannya banyak orang membutuhkan fleksibilitas dan dukungan yang belum pernah ada sebelumnya. Meskipun dorongan hati saat ini mungkin untuk menahan diri untuk tidak meminta atau menerima bantuan kecuali jika benar-benar diperlukan.

Berpikir dengan cara ini dapat menciptakan norma-norma di mana orang-orang jadi enggan meminta pertolongan bahkan di masa sulit seperti ini. Berikut ini beberapa mitos yang kemungkinan akan meningkat sebagai akibat dari krisis yang sedang berlangsung.

Baca juga: Cabin Fever, Gejala dan Cara Mengatasinya

Mitos 1: Meminta bantuan membuat kamu terlihat buruk
Kita sering khawatir bahwa meminta bantuan di tempat kerja adalah pertanda ketidakmampuan atau kelemahan. Plus, dalam krisis mungkin merasa lebih aman untuk tetap menundukkan kepala dan tidak membuat gelombang.

Namun, penelitian menemukan kekhawatiran seperti itu sebagian besar tidak berdasar. Dalam satu penelitian, meminta bantuan dengan tugas sederhana tidak berdampak negatif pada kompetensi yang dirasakan. Meminta bantuan dengan tugas yang sulit sebenarnya menghasilkan kompetensi yang lebih tinggi.

Jadi, mitos yang meminta bantuan membuatmu terlihat buruk, dalam beberapa kasus justru bisa melukiskan dirimu sebaliknya dengan cara yang lebih positif.

Meskipun benar bahwa mencari bantuan dapat mengekspos kerentanan dan keterbatasan kita, orang-orang cenderung menilai kita secara negatif karena mengungkapkan ketidaksempurnaan kita daripada yang kita pikirkan.

Baca lebih jauh di halaman berikutnya>>

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply