Topcareer.id – Banyak cara untuk menghilangkan stres, salah satunya adalah bermain video game. Namun, waspadalah, video game bisa menyebabkan kecanduan jika tidak dikontrol dan berlebihan.
Sejak tahun 1950-an, game telah tumbuh menjadi industri bernilai multi-miliar dolar. Beberapa orang khawatir tentang efek jangka panjang dari bermain video game, terutama pada anak-anak. Kekhawatiran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan berikut:
- “Apakah video game berbahaya?”
- “Apakah video game kekerasan menyebabkan agresi?”
- “Apakah video game membuat kecanduan?”
Meskipun penelitian belum dapat disimpulkan, tampaknya ada bukti bahwa video game dapat berbahaya, meningkatkan agresi, dan dapat membuat ketagihan. Efek ini sangat individual dan mungkin melibatkan banyak faktor, di luar jumlah waktu yang dihabiskan untuk memainkannya.
Baca juga: Alasan Industri Game Lebih Untung daripada Industri Musik dan Film
Tanda-tanda kecanduan video game
Studi menunjukkan bahwa 1 hingga 16 persen gamer memenuhi kriteria kecanduan. Namun, definisi resmi kecanduan game bervariasi di berbagai organisasi.
Bermain video game, sebagai salah satu dari serangkaian kegiatan hiburan, mungkin tidak berbahaya atau menunjukkan kecanduan
Tapi di sisi lain, ketika bermain game membuat ketagihan, aktivitas ini akan mengambil alih cara seseorang dalam menghadapi kehidupan. Sebagai akibatnya, bidang-bidang kehidupan penting lainnya jadi diabaikan atau terganggu.
Baca juga: Sanggup Main Game Nintendo Switch 50 jam? Hadiahnya Rp 14 Juta
Salah satu game yang menyebabkan kecanduan, adalah jenis Multiplayer Online Role-Playing Game. Singkatnya game MMORPG.
MMORPG menghasilkan 25 persen dari pendapatan game di seluruh dunia. Permainan ini menyimpan banyak daya tarik bagi para gamer lantaran memiliki unsur interaktif, sosial, kompetitif, dan terjadi secara real time.
Penelitian menunjukkan bahwa MMORPG lebih bersifat adiktif. Akibatnya, mereka cenderung memiliki dampak negatif yang lebih besar pada kesehatan fisik, kebiasaan tidur, dan kinerja akademik.
Kecanduan video game mirip dengan kecanduan lainnya dalam hal keterikatan emosional yang kuat dengan aktivitas; jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain; dan pola kesulitan sosial yang dialami oleh pecandu game.
Semakin dini kita bermain video game, semakin besar kemungkinan kita untuk mengembangkan perilaku seperti ketergantungan.
Ada berbagai respons yang berbeda terhadap aktivitas tersebut.Beberapa gamer merasa sulit untuk mengurangi aktivitas bermain mereka. Ada juga yang mengalami mengidam jika tidak dapat bermain.
Efek berbahaya dari game
Baca juga: Demi Game, Pria Ini Rela Putus dari Pacar Selebritinya
Selain kecanduan, efek berbahaya juga ditemukan terkait dengan penggunaan video game yang berlebihan, antara lain:
- Peningkatan risiko kejang yang disebabkan oleh cahaya.
- Gangguan muskuloskeletal pada ekstremitas atas dan peningkatan laju metabolisme.
- Meningkatkan pikiran agresif dan perilaku agresif, terutama pada anak di bawah 10 tahun.
- Mengurangi perilaku pro-sosial (kooperatif) dalam interaksi sosial.
Penelitian dengan orang yang kecanduan video game menunjukkan bahwa mereka memiliki kesehatan mental dan fungsi kognitif yang buruk, termasuk kontrol impuls yang lebih buruk.
Game juga berisiko memicu gejala ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder), sebuah kondisi kesulitan kronis dalam memperhatikan sesuatu, hiperaktif dan impulsif, dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kecanduan video game.
Orang yang kecanduan game juga mengalami peningkatan kesulitan emosional, termasuk peningkatan depresi dan kecemasan. Mereka menunjukkan perasaan lebih terisolasi secara sosial, dan lebih cenderung memiliki masalah dengan penggunaan pornografi internet.(Feb)