Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Lima Cedera yang Sering Terjadi Saat Olahraga Lari, Kamu Pernah Alami?

Topcareer.id – Ya, olahraga lari telah menjadi salah satu cara paling populer untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Meski berlari adalah cara yang baik untuk tetap aktif, banyak pelari  harus menghadapi cedera di beberapa titik.

Lebih dari 80 persen cedera lari disebabkan oleh penekanan yang berulang, tetapi cedera mendadak seperti pergelangan kaki terkilir atau otot robek juga bisa terjadi. Menurut tinjauan studi 2015, lutut, tungkai, dan kaki adalah area cedera yang paling umum terjadi pada pelari. Dikutip dari Healthline, berikut beberapa cedera paling umum yang memengaruhi pelari.

1. Runner’s knee (sindrom patellofemoral)

Sindrom patellofemoral adalah istilah umum yang mengacu pada nyeri di depan lutut atau di sekitar tempurung lutut. Ini adalah cedera berlebihan yang umum terjadi dalam olahraga yang melibatkan berlari atau melompat. Kelemahan di pinggul atau otot di sekitar lutut dapat membuatmu berisiko lebih tinggi terkena runner’s knee.

Runner’s knee dapat menyebabkan nyeri yang terasa tumpul dan bisa dirasakan di salah satu atau kedua lutut, berkisar dari ringan sampai sangat nyeri. Ini bisa menjadi lebih buruk dengan duduk atau olahraga dalam waktu lama. Juga bertambah buruk saat melompat, menaiki tangga, atau jongkok

Baca Juga: Bahaya Olahraga Lari bagi yang Kelebihan Berat Badan

2. Tendinitis Achilles

Tendinitis Achilles mengacu pada peradangan pada tendon yang menghubungkan otot betis ke tumit. Ini mungkin terjadi setelah meningkatkan jarak tempuh atau intensitas larimu. Jika tidak diobati, tendinitis Achilles meningkatkan risiko pecahnya tendon Achilles. Jika tendon ini robek, biasanya diperlukan pembedahan untuk memperbaikinya.

Gejala umum tendinitis Achilles meliputi: nyeri tumpul di tungkai bawah di atas tumit, bengkak di sepanjang tendon Achilles, rentang gerak terbatas saat meregangkan kaki ke arah tulang kering, perasaan hangat di atas tendon, didukung oleh Rubicon Project

3. Sindrom pita IT

Pita Iliotibial, biasanya disebut sebagai pita IT, adalah jaringan ikat panjang yang membentang dari pinggul luar ke lutut. Pita jaringan ini membantu menstabilkan lutut saat kamu berjalan atau berlari.

Sindrom pita IT disebabkan oleh gesekan berulang pita IT yang bergesekan dengan tulang kaki Anda. Ini sangat umum terjadi pada pelari karena band IT yang ketat. Otot gluteal yang lemah, perut, atau pinggul juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Baca Juga: Cara Baru Olahraga Lari di Era New Normal

4. Shin splint

Shin splints (sindrom stres tibialis) mengacu pada rasa sakit yang terjadi di depan atau bagian dalam kaki bagian bawah, di sepanjang tulang kering. Shin splint dapat terjadi jika kamu meningkatkan volume lari terlalu cepat, terutama saat berlari di permukaan yang keras.

Dalam kebanyakan kasus, shin splints tidak serius dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi patah tulang karena tekanan.

Gejala shin splints dapat meliputi: nyeri tumpul di sepanjang bagian depan atau dalam tulang kering, rasa sakit yang semakin parah saat berolahraga, pembengkakan ringan.

5. Cedera hamstring

Paha belakang membantu mengurangi kecepatan tungkai bawah selama fase mengayun dalam siklus lari. Jika paha belakang kencang, lemah, atau lelah, mereka mungkin lebih rentan mengalami cedera.

Tidak seperti pelari, sangat jarang pelari jarak jauh mengalami robekan hamstring tiba-tiba. Sering kali, pelari jarak jauh mengalami otot hamstring yang muncul perlahan dan disebabkan oleh robekan kecil yang berulang pada serat dan jaringan ikat otot hamstring.**(RW)

Leave a Reply