Topcareer.id – Paradoxical undressing merupakan istilah untuk fenomena yang sering terlihat pada para pendaki gunung dalam kasus hipotermia mematikan.
Sesaat sebelum kematian, orang yang terkena fenomena ini akan melepaskan semua pakaian mereka, seolah-olah mereka merasa panas terbakar, padahal sebenarnya mereka kedinginan.
Karena itu, sering ditemukan pendaki gunung yang terkena musibah hipotermia ditemui meninggal dalam kondisi beku dan kerap kali ditemukan telanjang. Hal ini juga sering menyebabkan pihak berwenang yang menangani kasus jadi salah identifikasi karena langsung mengganggap korban telah mengalami tindak kejahatan atau kekerasan.
Baca Juga: Kelola Stres Kerja Sebelum Liburan Datang
Mengapa ini Paradoxical Undressing bisa terjadi? Menurut M.A. Rothschild dan V. Schneider, yang menulis dalam International Journal of Legal Medicine menerangkan sebagai berikut:
Alasan untuk perilaku paradoks ini tampaknya adalah efek dari kelumpuhan yang disebabkan suhu dingin ekstrem pada saraf di dinding pembuluh darah yang mengarah pada vasodilatasi agar memberikan perasaan hangat. Teori lain menyebutkan bahwa refleks vasokonstriksi, yang terjadi pada tahap pertama hipotermia menyebabkan kelumpuhan pusat vasomotor sehingga menimbulkan sensasi bahwa suhu tubuh lebih panas daripada yang sebenarnya dan dalam reaksi paradoks ini orang yang mengalaminya jadi membuka pakaian.
Tapi tunggu dulu! Ada hal yang semakin aneh. Setelah mereka menanggalkan pakaian, orang yang sekarat karena fenomena ini akan sering mencoba merangkak ke suatu ruang kecil yang tertutup. Untuk alasan itu, korban hipotermia sering ditemukan telanjang meringkuk di dalam lemari atau di bawah tempat tidur. Rothschild dan Schneider menyebutnya sebagai Terminal Burrowing Behavior.
Dalam 20% dari kasus kematian yang mereka teliti karena hipotermia, mayat-mayat itu ditemukan dalam posisi, yang pada awalnya terlihat mencurigakan, padahal ini upaya korban untuk menyembunyikan tubuhnya.
Baca Juga: Pakai ini, Agar Tak Beku Saat Liburan Musim Dingin di Korea
Posisi aneh di mana mayat-mayat itu ditemukan adalah hasil dari (pra) Terminal Burrowing Behavior. Posisi penemuan mayat selalu memberi kesan situasi sempit seperti berada dalam gua, ditemukan di bawah tempat tidur, di belakang lemari, di dalam rak dll.
Pakaian mayat juga selalu berserakan di tanah di depan posisi akhir mereka, terkadang membentuk jejak. Dalam setiap kasus, pelepasan pakaian secara paradoksal jelas terjadi sebelum perilaku menggali untuk melindungi diri ini terjadi.
Hal ini didukung oleh fakta bahwa pakaian yang dilepas tidak pernah ditemukan pada posisi terakhir di mana mayat itu ditemukan, dan beberapa korban karena hipotermia hingga mengalami paradoxical undressing jelas telah merangkak di sekitar.
Dalam kebanyakan kasus, posisi akhir tempat mayat ditemukan hanya dapat dicapai dengan posisi merangkak atau tubuh yang rata pada tanah, mengakibatkan lecet pada lutut, siku, dll. Perayapan menuju posisi akhir ini tampaknya terjadi setelah menanggalkan pakaian karena seringkali ditemukan adanya lecet pada kulit tubuh bagian depan.**(RW)