Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Ini Efek Negatif Konsumsi Gula Berlebihan Pada Otak Manusia

Topcareer.id – Otak menggunakan lebih banyak energi daripada organ lain di tubuh manusia, dan glukosa adalah sumber bahan bakar utamanya. Tapi apa yang terjadi ketika otak terpapar gula dalam jumlah berlebihan dalam makanan? pastinya tidak lebih baik.

Di otak, kelebihan gula bisa merusak keterampilan kognitif dan pengendalian diri. Bagi banyak orang, memiliki sedikit gula merangsang keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak gula.

Gula memiliki efek seperti obat di pusat otak. Para ilmuwan telah mengusulkan bahwa makanan manis bersama dengan makanan asin dan berlemak dapat menghasilkan efek seperti kecanduan di otak manusia, mendorong hilangnya kendali diri, makan berlebihan, dan selanjutnya menambah berat badan.

Baca Juga: Berapa Jumlah Konsumsi Gula yang Aman untuk Kesehatan?

Pada manusia purba, stimulus ini membantu mengarahkan mereka ke makanan kaya kalori, yang membantu kelangsungan hidup saat makanan langka. Tapi sekarang dorongan primitif ini berkontribusi pada epidemi obesitas dan diabetes. Karakteristik perilaku dan neurobiochemical dari penyalahgunaan zat dan makan berlebihan sangat mirip, dan gagasan tentang kecanduan makanan mulai berkembang di kalangan ilmuwan.

Respon konsumsi gula

Pada manusia, makanan tinggi glisemik telah ditemukan untuk mengaktifkan daerah otak yang terkait dengan respons penghargaan dan memicu perasaan lapar yang lebih intens dibandingkan dengan makanan rendah glisemik. Makanan yang menyebabkan peningkatan glukosa darah lebih tinggi menghasilkan dorongan adiktif yang lebih besar di otak.

Kecanduan gula

Studi tambahan tentang aktivitas otak telah memberikan bukti yang mendukung gagasan bahwa makan berlebihan mengubah sistem penghargaan otak kita, yang selanjutnya mendorong makan berlebihan. Proses yang sama ini dianggap mendasari toleransi yang terkait dengan kecanduan.

Bagaimana gula mempengaruhi memori

Di seluruh tubuh, kelebihan gula bisa berbahaya. Bahkan satu contoh peningkatan glukosa dalam aliran darah dapat berbahaya bagi otak, mengakibatkan fungsi kognitif yang melambat dan defisit dalam memori dan perhatian. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi gula yang tinggi menyebabkan peradangan di otak, yang menyebabkan kesulitan memori.

Baca Juga: Ingin Daya Ingat Tinggi, Ganti Gula dengan Madu

Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam Behavioral Brain Research menemukan penanda inflamasi hadir di hipokampus tikus percobaan lab yang diberi diet tinggi gula, tetapi tidak pada tikus yang diberi diet standar. Namun kabar baiknya, bagaimanapun juga kerusakan inflamasi akibat gula ini tidak permanen.

Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada 2015 menemukan bahwa mengurangi konsumsi gula dan menambahkan asam lemak omega-3 dan kurkumin bisa meningkatkan daya ingat.

Gula memiliki efek pada suasana hati

Gula juga mempengaruhi mood. Pada orang muda yang sehat, kemampuan untuk memproses emosi dikompromikan dengan peningkatan glukosa darah, menurut studi pencitraan otak.

Studi lain yang diterbitkan dalam Diabetes Care menemukan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 melaporkan peningkatan perasaan sedih dan cemas selama hiperglikemia akut.

Salah satu studi terbesar yang menghubungkan gula dengan depresi, analisis konsumsi makanan dan suasana hati dari 23.245 orang yang terdaftar dalam studi Whitehall II menemukan bahwa tingkat konsumsi gula yang lebih tinggi dikaitkan dengan insiden depresi yang lebih besar.

Asupan gula hambat kapasitas mental

Glukosa darah yang meningkat bisa merusak pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah adalah penyebab utama komplikasi vaskular dari diabetes, menyebabkan masalah lain, seperti kerusakan pembuluh darah di otak dan mata yang menyebabkan retinopati.

Studi pada penderita diabetes jangka panjang menunjukkan kerusakan otak progresif yang menyebabkan defisit dalam pembelajaran, memori, kecepatan motorik, dan fungsi kognitif lainnya. Sering terpapar kadar glukosa yang tinggi bisa mengurangi kapasitas mental.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply