Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

Ingin Jadi Atasan Terbaik di Kantor? Kuasai 4 Hal Ini

Topcareer.id – Jika kamu ingin mencoba menjadi atasan yang sempurna, lupakan saja. Itu adalah tujuan yang tidak bisa dicapai, dan Anda akan selalu gagal di mata seseorang.

Atasan juga manusia juga manusia dan bahkan yang terbaik dari mereka tidak menangani segala sesuatunya dengan baik setiap saat.

Tapi jika kamu ingin menjadi atasan terbaik untuk memotivasi setiap orang dalam timnya, berikut ini serangkaian keterampilan yang bisa kamu pelajari, seperti dikutip dari Smallbusiness.

Baca Juga: Tujuh Kalimat yang Menandakan Atasan Menganggapmu Karyawan Superstar

1) Positif dan bergairah
Meskipun nasihat untuk menjaga sikap positif terdengar klise, bos yang positif tahu betapa pentingnya hal itu. Mereka melakukan lebih dari sekadar memulai hari dengan senyuman. Mereka menjaga sikap positif mereka sepanjang hari, apa pun yang terjadi. Ketika seorang karyawan mendatangi mereka dengan masalah besar, atasan yang baik tidak mengatakan betapa kecewanya mereka pada karyawan tersebut. Mereka akan berkata, “Mari kita lihat bagaimana kita bisa memperbaikinya.” Atasan yang hebat melangkah lebih jauh dengan menunjukkan semangat mereka untuk pekerjaan mereka. Mereka mencintai perusahaan dan budayanya serta suka mengembangkan tim mereka. Pekerjaan bukan hanya sekedar pekerjaan bagi mereka, pekerjaan adalah hasrat, dan mereka ingin berbagi semangat itu dengan tim mereka.

2) Jujur dan empati
Atasan terbaik selalu jujur ​​tentang segala hal. Mereka melihat rahasia dan kebohongan sebagai pemborosan waktu yang tidak etis. Apa gunanya memiliki atasan yang mengatakan bahwa pekerjaan tampak baik-baik saja ketika pada akhirnya harus dikerjakan ulang atau diterima sebagaimana mestinya tetapi diakui di bawah standar? Atasan berkelas juga memiliki empati. Mereka tahu bagaimana rasanya berada di posisi karyawan mereka. Mereka memahami betapa menghancurkan rasanya memiliki bos yang mendeskripsikan pekerjaan itu buruk, dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi moral dan kemampuan untuk maju. Untuk menghindarinya, mereka memberikan kritik yang membangun dengan cara yang menggembirakan, bukan mendemoralisasi.

3) Membimbing dan mendukung
Atasan terbaik mengerti bahwa tidak ada yang suka diperintah dan diberitahu apa yang harus dilakukan sepanjang waktu. Daripada terlalu banyak memerintah, mereka lebih memilih membimbing. Daripada terlalu rewel memberi tahu tim tentang apa yang harus dilakukan, mereka membantu mencari tahu apa yang harus dilakukan. Atasan berkinerja top akan membimbing dengan dorongan, mereka juga memberi tim kepercayaan diri untuk berpikir out of the box. Mereka akan membantu tim mengembangkan potensi untuk terbang lebih tinggi.

4) Motivasi dan mendidik
Untuk tumbuh dalam keterampilan hebat, atasan harus termotivasi. Beberapa atasan yang berprestasi tinggi dimotivasi secara internal oleh ambisi mereka sendiri, tetapi bahkan mereka perlu dimotivasi oleh tujuan dan pencapaian tertentu. Sebagai atasan terbaik, mereka akan mengembangkan diri dan anggota timnya. Anggota tim memiliki tingkat keahlian yang berbeda dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda, jadi semua tidak dapat dididik dengan cara yang sama. Atasan yang ideal mengetahui hal ini dan memotivasi setiap individu sesuai dengan kebutuhannya sehingga setiap anggota tim dapat memberikan yang terbaik untuk tim.

5) Kreatif dan menginspirasi
Atasan yang hebat itu kreatif. Mereka merancang metode pelatihan dan tujuan pengembangan yang berbeda untuk setiap karyawan. Mereka tidak berasumsi bahwa cara biasa adalah cara terbaik. Mereka terbuka untuk semua ide dan menerimanya dengan penuh semangat. Atasan yang hebat menginspirasi orang lain hanya dengan cara mereka mendekati masalah dan membimbing tim mereka. Mereka menginspirasi dengan mengakui kekurangan dan kegagalan mereka, kemudian melalui optimisme mereka akan mencari cara lain yang kreatif.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply