Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, March 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

Ini Yang Perekrut Lihat Saat Stalking Kamu Di Media Sosial

Topcareer.id – Kamu mungkin tahu bahwa perekrut pasti melihat halaman LinkedIn kamu, karena di sana profil kamu pasti profesional. Tetapi bagaimana dengan platform media sosial kamu yang lain?

Sebagian besar perekrut saat ini akan stalking media sosial kamu. Mereka akan memperhatikan di mana kamu memposting foto liburan terakhir, apa yang kamu share dan siapa saja yang kamu tag, dan juga menilai posting seperti apa yang kamu share.

Kamu mungkin bertanya-tanya, mengapa perekrut tertarik melihat hal-hal pribadi seperti itu. “Detail pribadi itulah yang menyebabkan perekrut dan manajer perekrutan bisa memutuskan akan merekrut kamu atau tidak,” kata pelatih karier Hallie Crawford.

Baca Juga: Alasan Perekrut Mengingatmu Saat Interview Kerja, Kesan Baik atau Buruk

“Ini dapat membantu mereka mendapatkan ide yang lebih akurat tentang siapa Anda di luar resume Anda, pandangan yang lebih pribadi ke dalam hidup Anda,” jelasnya.

“Resume dapat memberi tahu mereka kualifikasi Anda, tetapi profil media sosial Anda dapat membantu mereka menentukan tipe kepribadian Anda dan apakah Anda cocok untuk budaya perusahaan.”lanjutnya.

Perekrut juga bisa mewaspadai kandidat yang media sosialnya berisi postingan foto cabul, bahasa kasar, tanda-tanda penggunaan narkoba. Kandidat dengan postingan media sosial seperti ini sangat tidak ideal untuk dimiliki di kantor mereka.

Baca Juga: Situs Media Sosial Terbaik untuk Mencari Kerja

  • Facebook
    Menurut Crawford, perekrut dan manajer perekrutan memusatkan upaya mereka pada dua bagian halaman Facebook kamu, yakni bagian “tentang saya”, dan album foto kamu.

Tentang Saya: “Mereka akan ingin melihat bagaimana Anda menggambarkan diri Anda dan apakah itu cocok [dengan] bagaimana Anda menggambarkan diri Anda dalam surat lamaran dan resume Anda,” kata Crawford. Perbedaan apa pun dapat membuatmu kehilangan poin sebelum wawancara. Terlebih lagi, kata Crawford, “Perekrut juga akan mencari ejaan dan tata bahasa yang tepat di bagian ini, untuk melihat seberapa serius Anda menggunakan keterampilan tersebut.”jelasnya.

Foto: Dalam hal album foto kamu, “Manajer perekrutan akan memeriksa tidak hanya foto Anda tetapi juga deskripsi Anda,” Crawford memperingatkan. “Manajer perekrutan ingin melihat apakah Anda mewakili diri Anda secara profesional.” Kamu sebaiknya menghindari penggunaan referensi yang tidak senonoh, posting seksual atau obat-obatan,” kata Crawford.

  • Twitter
    Siapa yang kamu ikuti: “Perekrut ingin melihat apakah Anda memiliki koneksi timbal balik dan apakah Anda terhubung dengan orang lain di industri Anda,” Crawford menjelaskan. Mengikuti orang lain di industri kamu adalah hal yang cerdas untuk dilakukan apa pun yang terjadi, karena dengan melihat feeds mereka bisa memberi kamu informasi tentang lowongan pekerjaan baru, pengumuman perusahaan, teknologi terbaru, dan banyak lagi.

Tweet: “Perekrut akan memeriksa untuk melihat apakah Anda membagikan informasi yang berguna, apakah Anda berbagi informasi yang relevan dengan pkerjaan Anda atau jika Anda hanya menggunakan tweet untuk bertengkar dengan orang lain,” kata Crawford. Jika kamu melamar pekerjaan, lihat riwayat tweet kamu dan hapuslah apa pun yang tidak akan menunjukkan dirimu yang terbaik kepada calon pemberi kerja.

  • Instagram
    Pengikut:
    Perekrut akan memeriksa seperti apa para pengikut kamu. Selain itu, mereka ingin melihat seberapa ramah dan sosial kamu dengan para pengikut kamu. Apa yang kamu katakan kepada mereka dan apa yang kamu balas. Dengan melihat siapa saja pengikut kamu di Instagram juga bisa memberi perusahaan wawasan tentang hubungan pribadi kamu dan apakah kamu akan cocok dengan budaya perusahaan.

Pictures: Kamu mungkin sudah mengira ini, kan? Tetapi perekrut ingin melihat lebih dari sekedar keterampilan fotografi kamu. “Mereka ingin melihat bagaimana Anda mewakili diri Anda sendiri,” kata Crawford. Misalnya, “jika Anda berada di sebuah pesta, apakah Anda mewakili diri Anda dengan cara yang bermartabat? atau, apakah Anda memposting hal-hal yang dianggap tidak pantas oleh orang lain?”**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply