Topcareer.id – Sebelum proses pendonoran darah, setidaknya pendonor dipastikan memiliki beberapa persyaratan termasuk pemeriksaan Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD). Begitu pula pada proses pendonoran apheresis (donor untuk komponen darah tertentu) untuk kebutuhan pasien kanker.
Dan pemeriksaan awal sebelum donor apheresis itu rupanya menjadi salah satu manfaat yang bisa dimiliki bagi pendonor darah apheresis. Pemeriksaan IMLTD secara rutin sebelum mendonor menjadi istimewa karena pendonor bisa mengetahui kondisi tubuh sebenarnya saat itu juga.
Dokter fungsional di Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Yanto Ciputra menyebut pemeriksaan IMLTD lebih sering sebagai salah satu keuntungan donor trombosit bagi pendonor. Jadi, penyakit yang terkait pemeriksaan bisa lebih cepat terdeteksi jika melakukan donor darah rutin.
Baca Juga: Tak Perlu Takut, Donor Darah Tetap Aman Selama Pandemi
“Tentu kalau kita nggak pernah donor, boro-boro ya buat (medical) check up setahun sekali juga sepertinya jarang dilakukan, malas. Kenapa darah rutin makin cepat diperiksa makin baik, karena darah rutin itu setiap saat bisa berubah,” kata dr. Yanto dalam webinar ‘Pentingnya Donor Trombosit untuk Pasien Kanker’ oleh Yayasan Laskar Apheresis Berbagi (YLAB), Minggu (27/9/2020).
Apa saja yang diperiksa saat melakukan pengecekan IMLTD? Menurut dr. Yanto, yang akan diperiksa yakni anti HIV (1&2) di mana virus terbanyak yang menyebabkan gejala dan infeksi HIV. Lalu anti HCV (anti hepatitis C), Anti hepatitis B, dan sifilis.
“Ini (sifilis) sebenarnya nggak menular lewat transfusi daerah, tapi karena antibodinya itu bisa dibawa dan masuk ke darah pasien, jadi sifilisnya bisa positif. Kalau sifilis positif, maka kita tolak,” ujar dr. Yanto yang kini sebagai Koordinator Unit Transfusi Darah Instalasi Pelayanan Darah RS Kanker Dharmais.
Dr. Yanto juga menyebut bahwa pendonor apheresis cukup istimewa karena mewakili empat dari 10 pendonor biasa. Donor apheresis ini tergolong jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus selama prosesnya. Itu yang menjadikan pendonor apheresis tampak lebih istimewa.
Lagipula, dengan banyaknya donor apheresis, maka ini semakin mempermudah pasien, khususnya pasien kanker, dalam memenuhi kebutuhan trombositnya dan bahkan lebih spesifik. Hal ini bisa mengurangi reaksi transfusi ke pasien dan hal-hal tak diinginkan lainnya.
“Cukup mencari 1 orang yang mau mendonorkan apheresis. Nggak perlu cari 10 orang disuruh donor, baru bisa ditransfusikan ke pasien,” ucap dr. Yanto.**(RW)