Topcareer.id – Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman USD500 juta atau sekitar Rp7,04 triliun untuk memperkuat ketahanan keuangan dan fiskal Indonesia. Pinjaman tersebut akan membantu Indonesia membangun dan memperkuat respons finansial terhadap bencana alam, risiko iklim, dan guncangan terkait kesehatan.
“Guncangan dan bencana terus menerus menjadi ancaman bagi kemajuan pembangunan Indonesia,” kata Satu Kahkonen, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste dalam keterangan resminya, Kamis (21/1/2021).
Dari 2014 hingga 2018, pemerintah pusat membelanjakan antara USD90 juta dan USD500 juta per tahun untuk tanggap bencana dan pemulihan, sementara pemerintah daerah diperkirakan mengeluarkan tambahan USD250 juta pada periode yang sama.
Biaya bencana diperkirakan akan terus meningkat karena perubahan iklim dan pertumbuhan perkotaan, menambah beban belanja publik. Kebutuhannya sangat mendesak sekarang, di mana Indonesia mengalami berbagai dampak keuangan, fiskal, dan sosial akibat pandemi COVID-19.
Proyek baru ini akan mendukung Strategi Keuangan dan Asuransi Risiko Bencana Nasional Pemerintah dengan memperkuat ketahanan fiskal dan keuangan Indonesia melalui Pooling Fund for Disasters.
Dana ini akan menjadi mekanisme sentral di mana pembiayaan pascabencana dapat mengalir dari berbagai sumber. Reksa dana tersebut akan memanfaatkan pasar asuransi domestik dan internasional untuk menyediakan kapasitas keuangan untuk mendukung dana tersebut.
Baca juga: Lion Air Hadirkan Pengalaman Nonton Film Gratis Di Tengah Penerbangan
Proyek ini juga akan membantu memastikan aliran dana yang efektif dan transparan ke instansi pemerintah terkait, termasuk penelusuran anggaran untuk pengeluaran terkait bencana, pembayaran bantuan sosial yang lebih cepat untuk korban bencana, dan peningkatan perencanaan kesiapsiagaan untuk guncangan kesehatan.
“Ketersediaan dan aliran dana yang meningkat pada akhirnya akan mendukung penduduk Indonesia yang akan memperoleh manfaat dari tanggapan yang lebih cepat dan lebih tepat sasaran terhadap bencana dan guncangan kesehatan,” jelasnya.
Proyek ini didukung oleh hibah USD14 juta dari Global Risk Financing Facility (GRiF) untuk membantu membangun kapasitas teknis, sistem pengelolaan lingkungan dan sosial, membawa teknologi baru ke dalam pengelolaan Pooling Fund, dan berinvestasi dalam evaluasi dan pembelajaran, termasuk caranya untuk melayani kelompok yang paling rentan dengan sebaik-baiknya.