Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Bahaya Menggigit Kuku, dan Cara Menghentikannya

Dok/bracesforagreatsmile.comDok/bracesforagreatsmile.com

Topcareer.id – Apakah kamu punya kebiasaan menggigit kuku setiap kali merasa bosan atau stres? Kamu tidak sendiri. Penelitian di Singapura menunjukkan sekitar 1 dari 5 dewasa muda antara usia 17 dan 35, dan berpotensi lebih tinggi karena orang mungkin tidak menyadari itu adalah masalah.

Jadi mengapa orang menggigit kuku? Beberapa orang mengatakan ini adalah mekanisme – cara bagi dirimu untuk menghibur atau menenangkan diri sendiri, seperti yang dilakukan bayi dengan empeng.

Menurut dokter residen DTAP Clinic, Julian Hong, tidak ada penyebab yang diketahui mengapa orang menggigit kuku, ada kemungkinan hal itu ada di gen.

“Dari segi genetika, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang menggigit kuku, empat dari 10 orangnya juga memiliki anggota keluarga dengan kebiasaan ini. Studi kembar juga menunjukkan dukungan kuat untuk elemen genetik ini,” katanya, dikutip CNA Lifestyle, Rabu (21/4/2021).

Dan sementara banyak dari kita berpikir itu tidak berbahaya, kebiasaan menggigit kuku kronis (juga dikenal sebagai onikofagia) mungkin terkait dengan gangguan obsesif kompulsif atau gangguan kecemasan, meskipun ini tidak selalu terjadi, menurut Dr Hong.

Apa bahayanya?

Selain kuku yang tidak sedap dipandang, ada masalah kesehatan yang bisa muncul dari kebiasaan tersebut. Dr Hong mengatakan, menggigit misalnya dapat menyebabkan deformitas tepi kuku, alas kuku, dan pelat kuku, Infeksi juga bisa mengakar di kuku.

Baca juga: 4 Negara Yang Paling Nyaman Ditinggali, Tebak Juaranya!

“Kerusakan pada kuku dan kulit di sekitarnya juga bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi virus seperti herpes dan bahkan kutil virus,” kata Dr Hong.

Lebih lanjut, kebiasaan ini akan memindahkan bakteri dari jari ke mulutmu, dan dalam beberapa kasus, bakteri yang resisten terhadap antibiotik dapat berpindah, mengakibatkan infeksi pada gusi dan bahkan gigi.

Bagaimana menghentikan kebiasaan ini?

Pendekatan yang lebih baik adalah membantu penggigit kuku menyadari tanda-tanda peringatan yang mengarah pada tindakan menggigit kuku terjadi, dan bagaimana mengintervensi dengan gangguan atau tanggapan alternatif, kata Dr Hong.

Misalnya, saat akan melakukan kebiasaan ini, berhentilah dan berhenti sejenak sebelum menempelkan jari ke gigi. “Jeda itu tanda peringatan, dan intervensi bisa meditasi dan pernapasan dalam,” katanya.

Ada juga strategi lain seperti mengoleskan cat kuku yang aman namun terasa pahit, atau menggunakan gelang warna-warni untuk menarik perhatianmu saat kamu mengangkat tangan ke mulut.

Namun, saran dari Dr Hong, kamu harus mencari bantuan medis jika tidak dapat mengatasi kebiasaan menggigit kuku, dan kehidupan sehari-hari serta kualitas hidupmu terpengaruh. “Kunjungi dokter juga, jika kamu terus gagal memutus siklus, atau jika kamu memerlukan strategi lain,” katanya.**(Feb)

Leave a Reply