Topcareer.id – Ribuan orang berbaris di jalanan Berlin pada hari Minggu (29/8) dalam hari kedua aksi protes menentang program vaksinasi COVID-19 dan pembatasan.
Puluhan polisi berpakaian anti huru hara berusaha mengendalikan pawai melalui jalan-jalan perumahan di Berlin timur.
Polisi Berlin mengatakan bahwa mereka telah menahan sekitar 80 orang dalam demonstrasi tersebut yang melakukan tindak kekerasan.
Sebelumnya pada hari Sabtu (28/8), polisi menahan lebih dari 100 orang dalam demonstrasi serupa setelah para pengunjuk rasa mencoba menembus barikade ke markas pemerintah di Berlin tengah.
Sekitar 60% dari populasi Jerman sekarang telah divaksinasi penuh dan sekitar 65% telah mendapatkan setidaknya satu suntikan.
Dengan kaum minoritas di Jerman yang skeptis tentang vaksinasi, pemerintah di kota Berlin mendapat kecaman karena mendesak remaja untuk divaksin.
Setidaknya satu wilayah di Jerman berencana memberlakukan pembatasan lebih ketat pada orang yang tidak divaksinasi.
Pemerintah Jerman saat ini mengharuskan orang untuk divaksinasi, dites negatif atau memiliki sertifikat vaksin untuk memasuki restoran dalam ruangan, mengunjungi rumah sakit dan panti jompo serta menghadiri acara seperti pesta, hingga berolahraga di dalam ruangan.
Baca juga: Jerman akan Setop Fasilitas Tes COVID-19 Gratis
Kementerian sosial negara bagian selatan Baden-Wuerttemberg telah mengusulkan untuk melarang orang dewasa yang tidak divaksinasi masuk restoran dan konser sama sekali.
“Adalah salah untuk meminta semua orang bertanggung jawab bersama. Itu sebabnya ada aturan yang berbeda untuk yang tidak divaksinasi daripada yang divaksinasi.” Kata Thomas Strobl, wakil pemimpin Baden-Wuerttemberg kepada surat kabar Bild am Sonntag.
Untuk mendorong lebih banyak orang agar divaksinasi, pemerintah Jerman akan berhenti menawarkan tes COVID-19 gratis mulai 11 Oktober, kecuali bagi mereka yang tidak direkomendasikan untuk vaksinasi.**(Feb)
