Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, May 1, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

Ingin Wawancara Sukses? Berhentilah Mengatakan Ini!

Ilustrasi interview yang bertanya "Berapa gaji yang diinginkan?"Interview kerja. (Pexels)

Topcareer.id – Saat kamu bersiap untuk wawancara, cari tahu bagaimana kamu akan menggambarkan dirimu dan keterampilan kamu adalah kuncinya.

Beberapa kata sebaiknya dihindari dalam sebuah wawancara, bahkan jika itu tampak positif.

Ada beberapa kata yang terlalu sering digunakan dan klise, mungkin bisa meremehkan kemampuanmu dan manajer perekrutan mungkin telah mendengarnya ribuan kali sebelumnya.

Berikut ini kata-kata yang harus dihindari saat menghadapi wawancara kerja.

Hati-hati menggunakan kata-kata yang meremehkan kemampuan kamu
“Adalah umum bagi pencari kerja di semua tingkatan untuk merasa tidak nyaman berbicara tentang diri mereka sendiri dalam sebuah wawancara,” kata Leah Lambart, Pelatih Karier di Relaunch Me.

“Anehnya, bahkan chief financial officer dan chief executive officer merasa ini sangat sulit. Akibatnya, orang bisa terjebak dalam penggunaan kata-kata yang cenderung meremehkan prestasi mereka karena takut terdengar sombong atau arogan dalam situasi wawancara.” Jelasnya.

Tapi wawancara bukanlah waktu untuk mengecilkan pencapaian kamu. Penting untuk menggunakan bahasa positif yang menjual kekuatanmu.

Kata-kata berikut ini bisa mengirim pesan bahwa kamu tidak nyaman membicarakan pencapaian kerjamu.

Kami
Jika kamu harus menjelaskan bagaimana mengatasi masalah di tempat kerja, apakah kamu cenderung menggunakan kata “kami” daripada “saya?”

Banyak orang secara alami melakukan itu, tetapi pewawancara sebetulnya hanya tertarik pada dirimu saja.

Sangat penting untuk merasa nyaman menggunakan kata ‘saya’ daripada ‘kami’ sehingga pewawancara bisa menilai kontribusi pribadimu sebagai suatu pencapaian.

Hanya
Seringkali orang menggunakan kata “hanya” untuk mengecilkan tanggung jawab dan pencapaiannya.

Misalnya, “Saya hanya memiliki keterampilan desain grafis dasar.”

Meskipun penting untuk jujur ​​tentang keterampilan kamu dalam sebuah wawancara, menggunakan kata “hanya” akan menekankan keterampilan kamu kurang atau tidak percaya diri.

Berlatihlah berbicara tentang keterampilan dan pencapaian kamu tanpa menggunakan kata “hanya.”

Contoh, “Saya hanya bekerja di perusahaan XXX selama satu tahun.” Hindari mengatakannya, karena itu akan memperkuat bahwa kamu kurang bagus dalam area tertentu.

Hindari kata-kata yang terlalu sering digunakan ini
Beberapa kata telah digunakan begitu sering selama wawancara sehingga dapat mengganggu pewawancara, contoh kata-katanya adalah:

Workaholic atau gila kerja
Istilah ini tidak lagi menjadi nilai jual. Kebanyakan perusahaan saat ini mencari karyawan yang mampu memiliki keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadinya.

Perusahaan lebih suka dengan karyawan yang bisa mengatur waktu mereka secara efektif.

Jika kamu ingin menunjukkan bahwa kamu bersedia meluangkan waktu atau upaya ekstra, jelaskan cara kamu bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang luar biasa.

Perfeksionis
Seringkali orang menggambarkan dirinya cenderung perfeksionis sebagai cara untuk mengubah kelemahan menjadi hal positif. Tetapi perekrut telah mendengar istilah ini ribuan kali, mereka sudah bosan.

Ini juga dapat menunjukkan bahwa kamu mungkin menghabiskan terlalu lama untuk setiap tugas-tugas saat menjadi efisien jauh lebih penting.

Coba jelaskan secara berbeda, kamu bisa mengatakan bahwa kamu menetapkan standar yang tinggi untuk dirimu sendiri dan terkadang perlu memeriksa lebih dalam ketika suatu tugas telah diselesaikan dengan cukup baik sebelum melanjutkannya.

Berhati-hatilah menggunakan istilah yang tidak mampu kamu pertanggungjawabkan
Penting untuk menjual dirimu dan kekuatan kamu dalam sebuah wawancara. Jadi, siapkanlah cerita untuk mendukung klaim kamu nantinya.

Baca juga: 10 Pertanyaan yang Muncul Saat Wawancara Kerja Tahap Dua

Ini adalah kata-kata atau frasa yang membutuhkan jawaban yang baik untuk mendukungnya:

Tangguh/termotivasi oleh tantangan
Untuk menghadapi feedback atas frasa ini, siapkan apa saja contoh tantangan yang telah kamu atasi di masa lalu?

Jelaskan apa tantangannya dan mengapa sulit, lalu jelaskan secara rinci apa yang kamu lakukan untuk mengatasi rintangan itu. Penting untuk ‘membongkar’ klaim apa pun bahwa kamu memang tangguh sehingga suasana wawancara lebih bermakna.

Berorientasi pada detail
Jika kamu menggambarkan diri sebagai berorientasi pada detail, pastikan kamu tidak memiliki kesalahan ketik atau ejaan dalam lamaran kamu atau melewatkan detail penting dalam iklan pekerjaan.

Pemain tim
Hampir semua orang mengklaim dirinya sebagai pemain tim di resume mereka, tetapi penting untuk mendukungnya dalam sebuah wawancara.

Caranya dengan menjelaskan contoh ketika kamu telah memberikan kontribusi positif kepada tim.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply