Topcareer.id – Kritikus Kremlin Alexei Navalny mendesak para pendukungnya untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap pemerintah Rusia, setelah pengadilan menjatuhkan hukuman sembilan tahun penjara padanya atas tuduhan penipuan dan penghinaan, Selasa (22/3).
Pengadilan Rusia memutuskan kritikus Kremlin, Navalny bersalah atas penipuan skala besar dan penghinaan terhadap pengadilan.
Ini akan memperpanjang waktu bertahun-tahun yang akan dihabiskan oleh pengkritik keras Presiden Vladimir Putin itu di penjara.
Ia selama ini telah menjalani hukuman dua setengah tahun di sebuah kamp penjara di timur Moskow, karena pelanggaran pembebasan bersyarat terkait tuduhan yang menurutnya dibuat-buat untuk membungkamnya.
Navalny yang kurus berdiri di samping pengacaranya di sebuah ruangan yang dipenuhi petugas keamanan penjara saat hakim membacakan tuduhan terhadapnya.
Pria berusia 45 tahun itu tampak cuek saja sambil melihat ke bawah seraya membolak-balik dokumen pengadilan di tangannya.
Bahkan sebelumnya Jaksa telah meminta pengadilan untuk mengirimnya ke penjara dengan keamanan maksimum selama 13 tahun.
Hakim Margarita Kotova mengatakan Navalny telah melakukan tindak pidana dengan secara terbuka menghina pengadilan.
Navalny juga menegaskan dirinya tidak bersalah atas tuduhan penipuan.
Washington mengutuk dan menyebut sidang yang dijalani Navalny adalah “persidangan palsu”.
AS mengatakan putusan pengadilan itu adalah bagian dari upaya Moskow untuk menekan orang yang berbeda pendapat dengan Presiden Vladimir Putin sejak invasinya ke Ukraina bulan lalu.
“Keputusan yang mengganggu ini … adalah contoh lain dari tindakan keras Putin yang meluas terhadap perbedaan pendapat dan kebebasan berekspresi, yang dimaksudkan untuk menyembunyikan kebrutalan Kremlin … dan perang tanpa provokasi melawan Ukraina,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Selasa (22/3).
Presiden Putin mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya “operasi militer khusus”.
Tujuannya untuk melucuti senjata Ukraina dan menggantikan kepemimpinannya yang pro-Barat.
Baca juga: Elon Musk Ajak Vladimir Putin Gelut demi Ukraina
Navalny dipenjara tahun lalu ketika dia kembali ke Rusia setelah menerima perawatan medis di Jerman akibat keracunan pada Februari 2021.
Ia menuduh dinas keamanan Rusia dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah meracuninya.
Namun, pihak pemerintah Rusia mengklaim tidak melihat bukti jika Navalny diracun oleh pihak Kremlin.
Pada bulan Januari 2022, Rusia menambahkan Navalny dan pembantu utamanya ke daftar federal ‘ekstrimis dan teroris’.
Yayasan Anti-Korupsi (FBK) milik Navalny juga dilarang beroperasi oleh pengadilan Rusia dan dinyatakan sebagai organisasi ekstremis.**(Feb)