Topcareer.id – Ketika perusahaan-perusahaan di seluruh negeri memberlakukan kerja dari rumah demi mencegah penyebaran virus, hampir setiap karyawan merasa senang dengan hal ini. Tapi, kegembiraan itu hanya sesaat, orang menyadari bahwa bekerja dari jarak jauh bukanlah segalanya.
Remote working memberi pekerja professional lebih banyak kesempatan untuk lebih bersantai dan memikirkan kehidupan mereka, termasuk hubungan mereka dengan pekerjaan mereka. Dengan waktu berpikir ini, banyak professional terutama perempuan menyadari bahwa mereka tidak tepat berada di tempat yang mereka inginkan dalam hal karier mereka.
Sebuah survei baru terhadap 2.000 profesional mengungkapkan bahwa perempuan tidak senang dengan pengalaman bekerja mereka dan telah mempertimbangkan kembali apakah perusahaan mereka saat ini tepat untuk mereka.
Perempuan lebih cenderung untuk mengubah karier dalam tahun berikutnya
Faktanya, perempuan hampir dua kali lebih mungkin (46%) dibandingkan laki-laki untuk melaporkan bahwa mereka akan meninggalkan tempat kerja mereka dalam tahun berikutnya, menurut survei WerkLabs baru yang dikutip dari laman The Ladders.
Perempuan juga dua kali lebih mungkin melaporkan bahwa mereka akan meninggalkan perusahaan mereka saat ini dalam lima tahun ke depan.
Penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung keluar dari angkatan kerja atau mengurangi jam kerjanya karena tugas menjadi orangtua terlalu berlebihan selama pandemi virus corona.
Sebuah survei Juni mengungkapkan bahwa 33% pasangan dengan anak-anak, setidaknya ada salah satu pasangannya yang mengambil cuti orangtua atau mengurangi jam kerja, dengan itu perempuan melakukannya di 70% kasus tersebut.
Baca juga: Laporan: 68% Responden Pekerja Indonesia Rela Tolak Naik Gaji Demi Hal Ini
Keinginan perempuan untuk meninggalkan tempat kerja mereka dapat dijelaskan oleh sejumlah faktor. Pertama, survei mengungkapkan bahwa perempuan melaporkan pengalaman negatif yang jauh lebih signifikan dengan perusahaan mereka selama pandemi Covid-19.
Perempuan yang menanggapi survei menilai pengalaman mereka secara keseluruhan 35% lebih negatif daripada laki-laki. Rata-rata, perempuan mendapat skor 15 poin lebih rendah daripada laki-laki, yang berarti pengalaman kerja mereka secara keseluruhan lebih negatif.
Perbedaan paling signifikan antara laki-laki dan perempuan terkait dengan pengalaman atas kepemimpinan organisasi, gaji, dan tunjangan.
Perbedaan terbesar antara laki-laki dan perempuan adalah dalam kategori gaya kepemimpinan organisasi. Perempuan mendapat skor 33% lebih rendah daripada laki-laki dalam pengalaman mereka dengan kepemimpinan organisasi selama pandemi.
