Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, May 1, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Hitung-hitungan Besaran THR yang Diterima Karyawan

Ilustrasi hitung-hitungan besaran THR yang diberika kepada karyawan. (Athalla/Topcareer.id)Ilustrasi hitung-hitungan besaran THR yang diberika kepada karyawan. (Athalla/Topcareer.id)

Topcareer.id – Menjelang Hari Raya Idulfitri atau Lebaran, perusahaan sudah seharusnya membayarkan Tunjangan Hair Raya (THR) kepada karyawan. Besaran THR ini bergantung pada masa kerja karyawan.

Aturan mengenai THR ini tercantum dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permanaker) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

“Pengusaha wajib memberikan THR Keagamaan kepada Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih,” tulis Permanaker tersebut, dikutip Kamis (4/4/2024).

Menurut Pasal 3 ayat 1, besaran THR ditetapkan sebagai berikut:

1. Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah;
2. Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai masa kerja dengan perhitungan: masa kerja dibagi 12 (bulan dikali 1 bulan upah.

Sementara itu, upah satu bulan terdiri atas komponen upah:

a. upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih (clean wages); atau
b. upah pokok termasuk tunjangan tetap.

Baca juga: Telat Bayar THR Ke Pekerja, Perusahaan Bakal Kena Denda 5%

Lalu bagi Pekerja/Buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut:

1. Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum Hari Raya Keagamaan;
2. Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja,

Ketentuan selanjutnya, apabila penetapan besaran nilai THR Keagamaan berdasarkan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), THR Keagamaan yang dibayarkan kepada pekerja/buruh sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama atau kebiasaan yang telah dilakukan.

Leave a Reply