Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, June 29, 2024
redaksi@topcareer.id
LifestyleTren

Rupiah Melemah, Orang Indonesia Takut Beli HP Baru?

Infobip beberkan lima jenis penipuan melalui pesan singkat.Ilustrasi orang main HP smartphone (Pexels)

TopCareer.id – Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dikhawatirkan turut berimbas pada industri smartphone, termasuk perilaku masyarakat Indonesia untuk membeli HP baru.

Pelemahan ini ditakutkan dapat menekan daya beli konsumen dan mendorong kenaikan harga perangkat smartphone atau HP. Di sisi lain, hal juga ini dinilai membuka peta persaingan antar vendor untuk kembali menawarkan berbagai produk yang sesuai selera konsumen dan kondisi saat ini.

Seperti diketahui, dalam beberapa bulan terakhir nilai tukar Rupiah terhadap USD melemah bahkan mencapai titik terendah dalam 20 tahun. Data Bank Indonesia per 21 Juni 2024, persentase pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibandingkan dengan awal tahun 2024 cukup tinggi, sekitar 5,67 persen.

Aryo Meidianto, Analis Pasar Smartphone & Senior Consultant di SEQARA Communications menyebut, pelemahan Rupiah dapat berdampak pada kenaikan harga smartphone, terutama di beberapa komponen yang masih menggunakan skema impor.

“Harga smartphone kemungkinan akan naik dalam beberapa bulan ke depan, seiring dengan kenaikan biaya komponen impor dan logistik,” kata Aryo dalam siaran persnya, dikutip Selasa (25/6/2024).

Baca Juga: Survei: Orang Dewasa Cek Smartphone 352 Kali Sehari

Aryo mengatakan, menghadapi ini, produsen diperkirakan tidak akan serta-merta menaikkan harga HP yang beredar, namun bisa dilihat melalui beberapa perangkat yang akan rilis mendatang.

Ia menyebut, kemungkinan beberapa perangkat baru terlihat sedikit tinggi harganya berbanding dengan spesifikasi yang ditawarkan. Namun, Aryo juga melihat peluang buat beberapa vendor untuk memanfaatkan situasi ini.

“Para vendor smartphone tetap memiliki kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar mereka dengan menawarkan produk yang lebih kompetitif dalam segi harga dan fitur,” ujarnya. “Konsumen saat ini akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang mereka untuk membeli sebuah perangkat smartphone,”

Kekhawatiran Soal Harga Smartphone

Survei yang dilakukan Reasense, divisi riset dari SEQARA Communications mencatat, 78,6 persen responden mengaku khawatir dengan kenaikan harga smartphone saat ini.

Sementara, ketika ditanya mengenai kemungkinan untuk mengganti perangkat smartphone, sebanyak 44 persen responden menyatakan berencana untuk membeli perangkat baru, 30 persen menjawab akan tetap menggunakan perangkat smartphone yang dimiliki sekarang, dan 26 persen tidak sama sekali berencana membeli perangkat baru.

Hasil survei Reasense ini bisa jadi pertimbangan bagi vendor smartphone untuk lebih memperkuat brand image melalui divisi atau agensi kehumasan mereka.

Hasil 44 persen responden yang berniat membeli ponsel baru, bisa menjadi pijakan bagi vendor smartphone untuk terus melakukan engagement dengan konsumen loyal, sekaligus menggaet calon konsumen baru.

Penguatan Brand Image Tak Terbatas Lewat KOL

Penguatan brand image perlu dilakukan melalui media sebagai sumber informasi yang meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat, bukan terbatas melalui Key Opinion Leader (KOL) semata, yang belakangan gencar dilakukan oleh sebagian besar brand smartphone.

“Kesimpulannya, dalam menyikapi keadaan ini vendor smartphone perlu lebih kreatif dalam memasarkan produknya. Tidak hanya berhenti pada peluncuran produk yang terkesan jor-joran namun harus tetap menawarkan promosi dan diskon yang menarik minat konsumen,” kata Aryo.

Aryo menambahkan, vendor HP atau smartphone juga tetap harus menyasar segmen pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan berbagai saluran komunikasi, termasuk media.

Leave a Reply