Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Saturday, October 12, 2024
idtopcareer@gmail.com
SosokVIDEO

Latihan Jadi Barista, Belajar Apa Saja?

Richard Wijaya menceritakan bahwa jadi seorang barista tak sekadar membuat kopi. (YouTube TopCareer TV)

TopCareer.id – Menjadi barista tak cuma sekadar bikin kopi, tapi juga dapat menghadirkan cinta di dalam secangkir minuman tersebut.

Richard Wijaya, seorang barista di Fox Coffee Jakarta, meski setiap orang bisa belajar menjadi seorang barista secara otodidak, namun tetap ada jalur untuk mempelajari ilmu-ilmu dengan cara yang formal.

“Sebenarnya setiap orang bisa belajar secara otodidak, tapi kalau untuk belajarnya secara legal ada. Sertifikasi sendiri itu dikeluarin sama BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” kata Richard kepada TopCareer.id.

Baca Juga: Tinggalkan Profesi Jurnalis Demi Jualan Kopi

Adapun, sertifikasi seperti yang telah dimiliki Richard ini harus diperbarui setiap tiga tahun sekali. Ketika mengambil sertifikasi profesi, ilmu-ilmu yang telah dimiliki oleh seorang barista akan diuji secara kompetensi.

“Kalau misalkan untuk pemula biasanya ada barista course, sudah banyak kok di Jakarta,” imbuhnya. “Kisaran harganya pun bervariatif sih.”

Dalam latihan sebagai barista, ada banyak yang bisa dipelajari. Richard mengungkapkan, banyak pemula yang berminat untuk membuat latte art.

“Yang dilatih di sekolahnya itu biasanya pengenalan dari basic knowledge juga ada. Terus proses pascapanen, metode seduh, dan lain-lain masih banyak,” ujar Richard.

Baca Juga: Cara Jadi Barista Kopi Tanpa Pengalaman

Bicara soal menjamurnya bisnis kopi, mulai dari di minimarket, kafe, hingga sepeda keliling, Richard pun tak merasa pekerjaannya sebagai barista terancam.

“Aku melihatnya luas. Mungkin kalau yang dilihat orang barista itu cuma di depan bar doang,” kata Richard.

“Di balik itu prosesnya lebih banyak lagi. Jadi kalau misalkan sekarang sudah banyak kopi kekinian atau coffee shop sudah menjamur, saya sendiri memandangnya malah positif.”

Dengan banyaknya pesaing, akan dapat dilihat mana kedai kopi yang baik dan tidak. Selain itu, dengan kehadiran kopi yang dijual dengan sepeda keliling, dapat menggerakkan industri pertanian kopi.

“Siapa yang mau membeli kopi dia (petani kopi) kalau coffee shop saja tidak ada di kota itu. Sudah ada coffee shop, sekarang sudah ada kopi kekinian, berarti kan semakin naik,” pungkasnya.

Simak selengkapnya di video berikut ini:

Leave a Reply