Topcareer.id – Politik kantor telah menjadi masa lalu bagi sebagian besar karyawan dan perusahaan selama 18 bulan terakhir, karena jutaan orang bekerja dari rumah selama pembatasan akibat pandemi COVID-19.
Sekarang, ketika mulai banyak karyawan kembali ngantor, ketegangan tampaknya akan muncul di sepanjang garis kehidupan baru antara mereka yang divaksinasi COVID-19 dan mereka yang tidak.
Di AS khususnya, perusahaan telah mengambil pendekatan yang ketat terhadap status vaksinasi COVID-19 karyawan.
Perusahaan dengan tegas mengumumkan bahwa staf mereka harus divaksinasi penuh agar bisa kembali ke kantor.
Seyfarth at Work melakukan survei terhadap ratusan karyawan hingga akhir Agustus dan menemukan peningkatan konflik di kantor terkait vaksinasi.
Survey membagi responden ke dalam dua kubu yakni “divaksinasi” dan “tidak divaksinasi.”
Dilaporkan bahwa kedua sisi perdebatan antara yang mendukung vaksinasi dan yang menentangnya, sama-sama merasakan adanya kebencian yang semakin besar.
Sekitar 37% perusahaan yang disurvei oleh Seyfarth at Work melaporkan bahwa staf yang divaksinasi marah karena memikirkan risiko penularan yang ditimbulkan oleh pekerja yang tidak divaksinasi.
Sementara itu, mereka yang tidak divaksinasi mengeluh tentang perlakuan yang mereka peroleh di tempat kerja.
Sebanyak 21% perusahaan yang disurvei mencatat bahwa stafnya yang tidak divaksinasi kecewa atas sikap dan penilaian kasar rekan sekantor yang divaksinasi, ditambah mereka harus menjalani beban persyaratan tes COVID-19 reguler seminggu sekali.
Pakar hukum perusahaan Philippe Weiss, yang juga presiden Seyfarth at Work mengatakan kepada CNBC bahwa perselisihan di tempat kerja terbagi dalam empat kategori:
- Pertengkaran/argumen verbal dan email/Slack/intranet
Banyak perdebatan terjadi antara mereka yang divaksin dan tidak - Pemisahan
Orang-orang yang menolak untuk duduk atau bekerja di dekat satu sama lain - Protes
Konflik antara karyawan dan manajer atas kebijakan yang mempengaruhi pekerja vaxxed vs unvaxxed - Postingan status atau media sosial yang kasar.
Weiss mengatakan dia melihat perpecahan ini tumbuh karena kini sudah lebih banyak orang kembali ke kantor.
Baca juga: Maskapai Penerbangan Ini Bakal Potong Gaji Karyawan yang Menolak Vaksin
Anthony Mingione, seorang pengacara ketenagakerjaan dan mitra di kantor firma hukum Blank Rome di New York, mengatakan perselisihan dan kebencian atas vaksinasi dan pemakaian masker di tempat kerja akan terus mengemuka.
“Ketegangan antara kolega yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi adalah masalah utama di balik melambatnya tingkat kembali kerja di kantor skala besar,” katanya, Rabu (8/9).
Menurutnya, salah satu konflik yang terlihat adalah bentrokan antara pekerja yang divaksinasi yang sudah ngantor dengan yang masih berada di rumah karena belum divaksinasi.
“Sering kali karyawan yang divaksinasi merasa seperti mereka dipaksa secara tidak adil untuk memikul tanggung jawab rekan kerja mereka yang tidak divaksinasi yang tetap berada di rumah,” jelas Mingione.**(Feb)