Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Studi: Pemikiran Negatif Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

Dok. CNN

Topcareer.id – Menghilangkan hal negatif dalam pikiran dan menekankan positif, mungkin tidak hanya membuatmu dalam suasana hati yang baik. Ini juga baik untuk kesehatan otak.

Dalam sebuah studi baru, para peneliti di University College London mengatakan mereka telah menemukan bahwa pemikiran negatif berulang terkait dengan penurunan kognitif, jumlah yang lebih tinggi dari deposit protein berbahaya di otak, dan akibatnya risiko demensia yang lebih besar.

“Depresi dan kecemasan di usia paruh baya dan usia lanjut sudah diketahui sebagai faktor risiko demensia,” Natalie L. Marchant, DPhil, penulis utama penelitian dan rekan peneliti senior di Universitas College London, mengatakan dalam siaran persnya, dikutip dari Healthline.

“Di sini, kami menemukan bahwa pola berpikir tertentu yang terlibat dalam depresi dan kegelisahan bisa menjadi alasan mendasar mengapa orang dengan gangguan tersebut lebih mungkin mengembangkan demensia.”

Baca juga: Cara Melatih Otak agar Tak Pikun di Usia Muda

Merchant menambahkan, diambil bersama studi lain, yang menghubungkan depresi dan kecemasan dengan risiko demensia, para peneliti memprediksi bahwa pola berpikir negatif kronis selama jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko demensia.

“Kami tidak berpikir bukti menunjukkan bahwa kemunduran jangka pendek akan meningkatkan risiko demensia, ” kata Marchant.

Dalam melakukan penelitian ini, para peneliti merekrut lebih dari 300 orang di atas usia 55 tahun. Selama periode 2 tahun, para peserta penelitian diminta untuk menjawab pertanyaan yang menunjukkan bagaimana perasaan mereka tentang pengalaman negatif.

Baca juga: Merasa Pikun dan Gampang Lupa? Atasi dengan Makan Ini

Pertanyaan-pertanyaan difokuskan pada pola-pola yang sering terlihat dalam pemikiran negatif berulang, seperti perenungan peristiwa masa lalu atau khawatir tentang masa depan. Fungsi kognitif para peserta, termasuk perhatian, bahasa, kognisi spasial, dan perhatian, dinilai.

Selain itu, 113 dari peserta memiliki scan PET untuk mengukur jumlah deposit amiloid dan tau di otak mereka. Dua protein ini dapat menumpuk di otak dan menyebabkan penyakit Alzheimer.

Para peneliti menemukan bahwa para partisipan yang menunjukkan tingkat pola pikir negatif berulang yang lebih tinggi memiliki lebih banyak penurunan kognitif dan penurunan daya ingat.

Mereka juga lebih mungkin daripada peserta yang tidak memiliki pola pikir negatif berulang-ulang untuk memiliki deposit amiloid dan tau di otak mereka.

Baca juga: Tiga Makanan untuk Bantu Cegah Pikun Saat Masih Muda. Apa Saja?

“Kami mengusulkan bahwa pemikiran negatif berulang dapat menjadi faktor risiko baru untuk demensia karena dapat berkontribusi pada demensia dengan cara yang unik,” kata Marchant.

Helen Kales, seorang profesor dan ketua departemen psikiatri di University of California, Davis, mengatakan kepada Healthline bahwa hasil penelitian itu tidak mengejutkan.

“Penelitian sebelumnya telah berulang kali menyarankan hubungan antara depresi dan demensia. Yang belum jelas adalah apakah depresi adalah penyebab, dorongan, atau konsekuensi dari demensia, atau campuran dari ketiganya, ”katanya.

Kales menyebut, apa yang penelitian ini sarankan penting adalah bahwa risiko yang mendasarinya terkait dengan depresi atau kecemasan mungkin adalah pemikiran negatif berulang yang terkait dengan keduanya. *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply