Topcareer.id – Saat menjalani realitas pandemi virus corona, semua orang telah menutupi wajah dengan masker, mencuci tangan, dan mempraktikkan jarak sosial. Tapi kini temanya telah bergeser dari jarak sosial ke jarak fisik.
Mengapa? Karena jarak sosial dan isolasi berpengaruh pada kesehatan mental dan emosional. Mengetahui perbedaannya dapat membantu meningkatkan kesehatan mental selama masa-masa sulit ini.
Jarak sosial vs jarak fisik
Dalam konteks saat ini, jarak sosial mengacu pada jarak setidaknya satu setengah meter dari orang-orang untuk membantu menghindari sakit, bahkan beberapa pakar menyarankan hingga sekitar empat meter, sebagai upaya bersama dalam meratakan penyebaran Covid-19.
Meskipun frasa “jarak sosial” masih digunakan secara luas, ini mungkin mengirimkan pesan yang salah dan berkontribusi pada isolasi sosial.
“Daripada terdengar seperti kamu harus berpisah secara sosial dari keluarga dan teman, frasa ‘jarak fisik’ menyederhanakan konsep dengan penekanan pada menjaga jarak satu setengah meter dari orang lain,” kata Dr. Shahida Fareed, psikolog di Geisinger Grays Woods.
Masih beruntung era teknologi sekarang mendukung untuk tetap terhubung langsung dengan seseorang di manapun. Selama masa karantina dan isolasi, penting bagi kita untuk tetap terhubung secara virtual dengan orang-orang dalam hidup.
Baca juga: Teh Hangat Plus Madu Lebih Ampuh Usir Flu daripada Obat-obatan
Jaga jarak tapi tetap dekat
Meluangkan waktu untuk berhubungan dengan teman dan keluarga untuk memperkuat hubungan akan membantu kamu melewati pandemi ini, tetapi kamu harus bertanggung jawab.
“Ingat, jaga jarak ini berarti kamu tidak berkumpul dalam kelompok besar, termasuk makan malam keluarga besar, kencan, bermain atau berolahraga di lingkungan sekitar,” kata Dr. Fareed.
“Namun itu tidak berarti Kamu tidak dapat tetap terhubung dengan cara lain, seperti panggilan telepon atau video call,” tambahnya.
Cara melatih jarak fisik dengan cara yang benar
Jika kamu benar-benar perlu keluar, misalnya untuk perjalanan belanja mingguan, bekerja, atau membeli obat, ikuti panduan protokol kesehatan untuk melindungi diri kamu dan orang lain.
Batasi waktu kamu di depan umum. Daripada pergi ke toko setiap beberapa hari, cobalah pergi ke toko seminggu sekali atau, jika tersedia di daerah kamu, gunakan layanan pengiriman atau penjemputan.
Jaga jarak kamu. Beberapa toko telah menggunakan selotip untuk menandai jarak sekitar satu setengah meter di garis checkout. Apakah penanda ini dipasang atau tidak, tetaplah berhati-hati untuk menjaga jarak dari orang di depan kamu.
Bawa pembersih tangan. Sebelum dan setelah memasuki toko, gunakan pembersih tangan dangan material setidaknya 70% alkohol. Jika kamu tidak memiliki atau tidak dapat menemukannya di toko, kamu bisa membuatnya sendiri dengan air suling dan alkohol gosok. Kamu juga bisa menambahkan beberapa minyak esensial jika ada.
Baca juga: Lima Efek Samping yang Muncul Jika Berlebihan Konsumsi Teh
Cuci tangan. Jika memungkinkan, pilih sabun dan air daripada pembersih tangan. Meskipun pembersih tangan adalah pilihan yang bagus saat kamu tidak bisa pergi ke wastafel, mencuci tangan secara menyeluruh tetap cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus.
Tutupi mulut. Saat kamu bersin atau batuk meskipun merasa tidak sakit, tetap tutupi mulut dengan tisu atau bagian dalam siku. Inilah perlunya mengenakan masker, selain membantu menutup mulut saat bersin atau batuk, masker juga mencegah virus menyebar.
Apa pun itu, mengambil tindakan pencegahan dan menjaga jarak dengan disiplin tinggi untuk memperlambat penyebaran Covid-19 akan membantu kamu melindungi diri sendiri, orang yang kamu cintai, dan juga semua orang di komunitas kamu.**(Feb)