Topcareer.id – Ketika San Francisco menjadi salah satu kota AS pertama yang diisolasi, sekelompok wanita muda yang terdiri dari lima orang dan menamai diri mereka sebagai AIGIRLithm mulai menyusun rencana.
Berangkat dari keresahan dan prihatin dengan tanda-tanda penutupan yang mengotori jendela restoran, tim coding remaja perempuan ini berfokus pada bagaimana keterampilan teknologi mereka dapat membantu masyarakat di lingkungan mereka.
“Ketika mengetahui bahwa lingkungan Anda mengalami banyak perubahan yang memprihatinkan, terkadang mudah untuk merasa tidak berdaya,” kata Elsa Bosemark yang berusia 15 tahun. “Tapi di sini saya pikir sungguh luar biasa kita bisa melihat rintangan dan melihatnya sebagai tantangan serta mengetahui bahwa itu dapat membantu banyak orang.”tambahnya.
Baca Juga: Aplikasi Ini Bisa Peringatkan Pekerja Kantoran yang Tak Jaga Jarak Fisik
Anuhea Toa, Athena Jiang-Qin, Elsa Bosemark, Luna Jiang-Qin dan Selene Jiang-Qin, merekalah anggota tim coding remaja perempuan AlGIRLithm.
Mereka pun bersatu menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk merancang aplikasi yang bisa berguna untuk meninjau tindakan pencegahan Covid-19 di restoran. Aplikasi akan membantu pelanggan tetap aman sekaligus mendukung bisnis lokal. Bagi Anuhea Tao, itu juga merupakan cara untuk membantu keluarga lain menghindari apa yang dialaminya saat restoran ayahnya tutup akibat pandemi.
Mereka memulai semuanya ketika mengikuti kompetisi hackathon tahun ini. “Rasanya seperti kami ingin melakukan sesuatu yang benar-benar bisa membantu warga sekitar kami dan melakukan sesuatu yang benar-benar kamu sukai dan bisa berdampak baik,” kata Tao.
Prototipe aplikasi Safe Bites yang mereka ciptakan memenangkan tempat pertama untuk kategori tim yunior di hackathon MIT. Aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan, tetapi tim berharap dapat memperluas platform mereka untuk membantu orang membuat keputusan berdasarkan informasi tentang restoran dan merasa aman melakukannya.**(RW)