Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Ini Daftar Masker Terbaik dan Terburuk untuk Perlindungan Diri dari Virus Corona

Ilustrasi Kemenkes minta masyarakat kembali disiplin prokes mengingat kasus Covid-19 yang naik lagi - ilustrasi pakai Masker.Ilustrasi Kemenkes minta masyarakat kembali disiplin prokes mengingat kasus Covid-19 yang naik lagi - ilustrasi pakai Masker (Foto: i-Stock)

Topcareer.id – Sebuah trik sederhana dapat mengungkapkan apakah masker kamu menawarkan perlindungan yang memadai. Cobalah meniup lilin saat mengenakannya. Masker yang baik akan mencegahmu memadamkan api.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan masker kain berlapis-lapis untuk masyarakat umum. Masker yang ideal menghalangi tetesan pernapasan besar dari batuk atau bersin yang merupakan metode utama orang menularkan virus ke orang lain.

Berdasarkan penelitian saat ini, berikut ini penjelasan mengenai masker wajah terbaik dan terburuk dalam melindungi diri dari COVID-19.

  • Masker N95
    Efisiensi menyaring droplets: 99%
    Efisiensi menyaring aerosol: 95%
    Pemakaian: untuk perawat atau tim medis
  • Masker operasi
    Efisiensi menyaring droplets: 98.5%
    Efisiensi menyaring aerosol: 89.5%
    Pemakaian: untuk perawat atau tim medis
  • Masker hybrid
    Efisiensi menyaring droplets: 96%
    Efisiensi menyaring aerosol: 94%
    Pemakaian: untuk siapapun di tempat umum, kerumunan, dan dalam ruangan
  • Masker kain 2 lapis
    Efisiensi menyaring droplets: 99.5%
    Efisiensi menyaring aerosol: 82%
    Pemakaian: untuk siapapun di tempat umum, kerumunan, dan dalam ruangan
  • Masker dari kain serbet
    Efisiensi menyaring droplets: 98%
    Efisiensi menyaring aerosol: 72.5%
    Pemakaian: untuk area outdoor luas
  • Masker dari bahan cotton t-shirt
    Efisiensi menyaring droplets: 97%
    Efisiensi menyaring aerosol: 51%
    Pemakaian: untuk area outdoor luas
  • Masker sutera alami
    Efisiensi menyaring droplets: 56%
    Efisiensi menyaring aerosol: 54%
    Pemakaian: untuk area outdoor luas
  • Scarf atau bandana
    Efisiensi menyaring droplets: 44%
    Efisiensi menyaring aerosol: 49%
    Pemakaian: jika sudah kepepet tidak ada masker
  • Masker dengan katup atau ventilasi udara
    Efisiensi menyaring droplets: 90%
    Efisiensi menyaring aerosol: 90%
    Pemakaian: Sebaiknya tidak dipakai karena tidak melindungi orang lain

Masker hybrid merupakan salah satu opsi buatan rumah yang paling aman. Sebagai aturan umum, kain masker harus ditenun sekencang mungkin.

Baca Juga: Pilihan Masker yang Tepat untuk Anak-Anak, sesuai Rekomendasi WHO

Akan lebih baik jika memiliki lebih dari satu lapisan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa masker kain sebaiknya memiliki tiga lapisan: lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah yang menyaring, dan lapisan luar yang terbuat dari bahan non-penyerap seperti poliester.

Masker N95 adalah yang paling protektif karena menutup rapat di sekitar hidung dan mulut sehingga hanya sedikit partikel virus yang masuk atau keluar.

Sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa masker bedah sekitar tiga kali lebih efektif dalam memblokir aerosol influenza daripada masker wajah buatan sendiri.

Bandana dan scarf tidak memberikan perlindungan yang baik jika dijadikan masker karena memiliki kinerja yang buruk dalam banyak penelitian.

Namun, masker apa pun akan lebih baik daripada tanpa masker, dengan satu pengecualian penting: CDC memperingatkan orang-orang untuk tidak memakai masker dengan katup atau ventilasi bawaan.

Masker dengan katup satu arah dapat mengeluarkan partikel infeksius ke udara sekitarnya dan bisa menularkan orang lain sehingga masker tersebut sama sekali tidak bisa melindungi orang yang berada di sekitarmu.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply