Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Covid-19

Obat Bius Habis, Pasien COVID-19 di Brasil Diikat untuk Pasang Ventilator

Pasien Covid-19 di BrasilPasien Covid-19 di Brasil. (sumber: sabcnews)

Topcareer.id – Rumah sakit di Brasil tengah mengalami kehabisan obat bius yang sangat perlu untuk membius pasien COVID-19, Kamis (15/4).

Pemerintah berupaya mengimpor pasokan obat bius di tengah laporan tentang dokter dan perawat yang terpaksa mengikat pasien dan mengintubasi tanpa obat penenang yang efektif.

Menteri Kesehatan Marcelo Queiroga mengatakan Brazil sedang dalam pembicaraan dengan Spanyol dan negara lain untuk mengamankan obat darurat.

Brazil, sebagai salah satu negara yang paling terpukul oleh pandemi, telah menempatkan tekanan internasional yang besar pada Presiden Jair Bolsonaro.

Kelompok bantuan Médecins Sans Frontières (MSF) mengatakan Brazil telah menyebabkan ribuan kematian yang seharusnya bisa dihindari, hal ini tentu menciptakan bencana kemanusiaan yang lebih buruk.

Baca juga: Mutasi Virus Corona P1 Dari Brazil Lebih Berbahaya

Brazil telah mencatat sebanyak 361.884 kasus kematian akibat COVID-19.

Rumah Sakit di Brazil kini tengah berjuang untuk mengatasi masalah ini. Rio de Janeiro dan Sao Paulo sama-sama telah membunyikan alarm atas kekurangan obat penenang.

Sekretaris Kesehatan Sao Paulo mengatakan kemampuan kota untuk merawat pasien COVID-19 yang sakit parah berada di ambang kehancuran.

“Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan mengalami hal seperti ini setelah 20 tahun bekerja dalam perawatan intensif,” kata Aureo do Carmo Filho, seorang dokter ICU di Rio.

“Menggunakan pengekang mekanis tanpa obat penenang adalah praktik yang buruk … pasien harus menjalani penyiksaan,” katanya.

Pasien COVID-19 yang sakit parah dan berjuang untuk bernapas harus menggunakan obat bius untuk memasang ventilator, bayangkan betapa tersiksanya kini mereka kekurangan obat bius

Dengan tempat tidur ICU mendekati kapasitas maksimalnya di seluruh negeri, rumah sakit terpaksa membuat tempat tidur perawatan intensif improvisasi.

Jaringan televisi Globo melaporkan kasus dari rumah sakit di mana pasien harus jalani intubasi tanpa obat penenang, dokter terpaksa dengan mengikat pasien ke tempat tidur.

Rumah sakit Albert Schweitzer yang melakukannya mengatakan ada kekurangan obat intubasi. Mereka mengatakan pengekangan mekanis harus dalam pengawasan dokter.

Kota Sao Paulo menyalahkan inisiden kekurangan obat bius ini pada pemerintah federal di Brazil.

“Tidak bertanggung jawab dan mengabaikan nyawa orang Brazil, sangat tidak bisa dipercaya,” kata Gubernur Sao Paulo Joao Doria di Twitter.

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply