Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, May 2, 2024
redaksi@topcareer.id
Sosok

Kisah Penyintas Covid-19: Awalnya Petaka, Tetapi Jadi Bahagia

Abdul Razak sudah 7x mendonorkan plasmanya. Foto: Istimewa

Topcareer.id – Sudah hampir 2 tahun semua negara di dunia, termasuk Indonesia dilanda penyakit Covid-19. Hal ini pun cukup mengkhawatirkan mengingat 3.989.060 rakyat Indonesia terinfeksi dan 127.214 orang dinyatakan meninggal.

Salah seorang penyintas Covid-19, Abdul Razak H pun membagikan kisah bagaimana awalnya dia bisa terinfeksi Covid hingga cerita rasa senangnya bisa menolong orang dengan melakukan donor plasma konvalesen.

Awalnya pria yang akrab disapa Razak itu mengaku mengalami demam, hilangnya indra penciuman dan perasa sehari setelah pulang dari kampung halamannya. Atas usul kerabatnya, iapun melakukan tes antigen dan dinyatakan positif Covid-19.

“Atas usulan teman saya tes antigen dan dinyatakan positif. Besoknya istri dan dua anak tes juga dan positif. Ada kemungkinan saya terpapar selama perjalanan dalam angkutan umum. Padahal saya selalu menjaga dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya kepada Topcareer.id pada Jumat (20/8/2021).

Karena ia merasa tak mengalami gejala berat, Razak memutuskan untuk melaporkan kepada Satgas setempat dan melakukan isolasi secara mandiri di rumah.

Abdul Razak H dengan senang hati mendonorkan plasma darahnya bagi penderita Covid-19 yang membutuhkan. Foto: Istimewa

Baca Juga: Mau Donor Plasma Konvalesen? Begini Syaratnya

“Keluarga yang lain hanya gejala ringan saja, tetapi gejala saya semakin memburuk, obat-obatanan dari dokter tidak membuat reda demam dan batuknya. Jadi saya minta dirujuk ke rumah sakit,” tambahnya.

Pada saat bersamaan Satgas juga mengimbau agar istri dan kedua anaknya untuk ikut dirawat dirumah sakit. Mengingat istrinya yang tengah mengadung di usia 9 bulan. Ini tentu menambah rasa khawatir Razak dan keluarga.

“Saya dan dua anak saya tanggal 25 boleh pulang karena hasil PCR negatif. Kalau istri masih ditinggal karena hasil PCR masih positif. Istri ditangani dokter kandungan, penyakit dalam dan beberapa bidan. Setiap hari cek detak jantung janin dan alhamdulillah selalu baik meski saat itu istri sempat demam lagi,” jelasnya.

Namun rasa kekhawatirannya sirna dan berganti dengan rasa bahagia, ketika tanggal 30 April 2021 istrinya bisa melahirkan dengan normal. Selain itu hasil PCR dari sang buah hatipun menunjukkan negatif Covid.

Razak yang berprofesi sebagai karyawan swasta itupun mengatakan tidak mengeluarkan biaya sama sekali baik saat melakukan perawatan karena Covid maupun perawatan persalinan.

Baca Juga: Kini PMI Sediakan Terapi Plasma Konvalesen

“Hampir nol, biaya melahirkan pun masih ditanggung Kemenkes meski saat itu kami siap juga, tapi karena status pasien Kemenkes, rumah sakit tidak menagihkan apa-apa ke kami. Selama perawatan di rumah sakit juga sangat memuaskan,” imbuhnya.

Tak sampai disitu, demi membantu sesama, dua pekan setelah kejadian tersebut, pria kelahiran Cianjur itu juga memutuskan untuk melakukan donor plasma konvalesen yang akan dipakai sebagai terapi bagi para pasien Covid yang bergejala berat.

Untuk bisa mendonorkan, Razak harus menjalani tes titer antibodi terlebih dahulu. Bagi yang belum familiar, tes titer antibodi adalah pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan serta mengukur jumlah antibodi dalam darah.

“Saat itu nilai titer antibodi saya 7,2. Jadi besoknya bisa langsung donor. Sampai terakhir jumat kemarin saya sudah melakukan donor plasma konvalesen tujuh kali. Nilai titernya 6,9 turun 0.3 saja,” ucapnya.

Razak merasa bangga bisa menolong orang banyak. Terlebih lagi ketika plasma konvalesen yang ia donorkan bisa menyelamatkan nyawa seseorang.

Baca Juga: Meski Telah Sembuh, Penderita Covid-19 Tetap Rasakan Keluhan Selama Berbulan-Bulan

“Pengalaman istri teman saya yang kritis, tertolong hanya beberapa hari setelah mendapatkan terapi konvalesen. beberapa teman dokter juga bilang terapi plasma konvalesen lebih efektif dari obat-obatan,” ceritanya.

“Selain itu, kalau bagi sendiri, mungkin tubuh akan dipacu untuk memproduksi antibodi. Itulah mungkin kenapa nilai jumlah antibodi saya relatif bertahan,” tambahnya.

Sebagai penutup pria berusia 39 tahun itu berharap agar pandemi Covid ini cepat sirna dan meminta teman-teman yang pernah terinfeksi Covid untuk ikut terlibat dalam menyelamatkan nyawa jutaan orang dengan mendonorkan plasma konvalesen setelah dinyatakan negatif dari Covid-19.

“Harapan saya, semoga semua ini cepat berlalu, semua kembali sehat dan beraktivitas seperti sebelumnya. Buat teman-teman sesama penyintas, jangan ragu untuk berbagi. Yakinlah bahwa tidak akan ada yang sia-sia baik untuk kita ataupun yg menerima plasma konvalesen kita,” pungkasnya.**(RW)

the authorSherley Agnesia

Leave a Reply