Topcareer.id – Portland, Oregon, adalah kota terbaru yang memberikan cuti berduka bagi orang-orang yang mengalami keguguran, termasuk aborsi. Perubahan kebijakan cuti berkabung itu memungkinkan karyawan kota untuk mengambil cuti berbayar hingga tiga hari jika mereka mengalami keguguran, lahir mati atau jenis keguguran lainnya.
Kebijakan tersebut mencakup waktu istirahat bagi orang untuk pulih dari aborsi “terlepas dari apakah dianggap perlu secara medis,” menurut teks tersebut. Dewan kota menyetujui perubahan dengan suara bulat pada awal Oktober.
“Cuti berkabung yang mencakup keguguran dan kelahiran mati jarang terjadi,” kata Elizabeth Nash, seorang analis kebijakan negara bagian dengan organisasi penelitian kesehatan reproduksi Guttmacher Institute, dikutip dari laman CNBC Make It.
Yang lebih jarang adalah cuti berbayar untuk pulih dari aborsi. “Ini sangat tidak biasa,” sebutnya.
Tetapi sementara cuti berbayar untuk pulih dari keguguran jarang terjadi, tetapi peristiwa itu sendiri “sangat umum,” menurut Kaiser Family Foundation, yang memperkirakan keguguran terjadi hingga sekitar 30% dari semua kehamilan.
Diperlukan beberapa minggu bagi tubuh untuk pulih secara fisik dari keguguran, dan lebih lama untuk pulih secara mental.
Langkah ini membuat Portland menjadi salah satu pemerintah daerah pertama di AS dan bahkan di seluruh dunia yang menyadari perlunya cuti berbayar setelah keguguran, kata Laura Narefsky, seorang pengacara di tim pendidikan dan keadilan tempat kerja di National Women’s Law Center.
Baca juga: Telkom Raih Penghargaan Terkait Kesetaraan Gender Di Tempat Kerja
“Sangat menyenangkan melihat kota melihat ini sebagai cara penting untuk mendukung pekerja mereka,” katanya kepada CNBC Make It.
Dewan Kota Portland memulai proses memperbarui kebijakan cuti berkabung musim panas lalu, menurut OPB.
Michelle Rodriguez, penasihat kebijakan senior di kantor Komisaris Mingus Mapps, menginginkan kebijakan baru untuk mencakup waktu istirahat keguguran, yang mencerminkan undang-undang yang disahkan di Selandia Baru untuk memberi ibu dan pasangan mereka cuti duka tiga hari yang dibayar setelah keguguran atau lahir mati.
Karyawan kota Portland yang mengambil cuti karena keguguran tidak perlu mengungkapkan bentuk spesifik keguguran kepada majikan mereka.
“Ketika pengusaha memikirkan kerugian dalam bentuk apa pun yang muncul, mereka memberi isyarat bahwa itu bukan jenis hal yang harus kita tebak-tebakan atau mengharuskan orang untuk membuktikan jenis kerugian yang menurut kita pantas atau tidak pantas untuk cuti,” ucap Narefsky.**(Feb)