Topcareer.id – Niantic, studio di balik Pokémon Go dan beberapa game AR berlisensi lainnya, memecat puluhan karyawan dan membatalkan empat proyek besar untuk mempertahankan relevansi.
Melansir Bloomberg, Niantic baru-baru ini mengumumkan kepada anggota staf bahwa empat game yang akan datang akan dibatalkan, dan antara 85 hingga 90 karyawan akan di-PHK.
Berita itu muncul di tengah apa yang digambarkan oleh CEO Niantic John Hanke sebagai “masa gejolak ekonomi” bagi perusahaan.
Niantic melihat beberapa keberhasilan dengan judul pertamanya, Ingress 2013, tetapi baru pada tahun 2016 studio tersebut benar-benar membangun dirinya dengan Pokémon Go.
Meskipun Pokémon Go terus menghasilkan pendapatan yang mengesankan dalam enam tahun sejak diluncurkan, sebagian besar game baru Niantic gagal menghasilkan penggemar yang sama.
Pada tahun 2019, studio merilis Harry Potter: Wizards Unite, sebuah game AR yang terinspirasi oleh novel dan film Harry Potter yang sangat populer.
Game tersebut merupakan kekecewaan finansial besar bagi Niantic, dan secara diam-diam ditarik dari pasar seluler tak lama setelah itu.
Baca juga: Netflix Berencana buat ‘Squid Game’ versi Nyata, Seperti Apa?
Pada tahun 2021, Niantic meluncurkan Pikmin Bloom, sebuah game berdasarkan seri Pikmin klasik di Nintendo yang juga gagal mengumpulkan basis pemain dan penggemar yang signifikan.
Niantic telah memutuskan untuk menghentikan beberapa proyek seperti Hamlet, Transformers: Heavy Metal, Blue Sky dan Snowball serta memberhentikan sejumlah besar karyawan.
Juru bicara Niantic yang berbicara dengan Bloomberg mengkonfirmasi bahwa perusahaan akan terus bekerja dalam proyek NBA All-World.
Pihak Niantik juga mengkonfirmasi bahwa Pokémon Go masih akan terus mendapat dukungan.
Selain NBA All-World dan Pokémon Go, Niantic juga sedang mengerjakan game orisinal yang terinspirasi tamagotchi bernama Peridot.