Topcareer.id – Survei Logitech pada tahun 2023 mengenai tren dan wawasan kerja secara hybrid di Indonesia menunjukkan bahwa 39% karyawan mengaku menghabiskan waktu 10-20 jam per minggu untuk menghadiri rapat, termasuk rapat virtual.
Dari hasil itu, 36% di antaranya mengatakan separuh dari rapat mereka diadakan secara hybrid (dimana peserta rapat yang hadir secara langsung dan peserta jarak jauh bergabung).
“Meskipun rapat virtual dapat membawa banyak manfaat, memiliki peserta yang mengikuti rapat dari lokasi berbeda secara bersamaan juga dapat menimbulkan berbagai tantangan baru, misalnya partisipasi menjadi tidak merata dan kolaborasi antar peserta tidak optimal karena peralatan rapat yang tidak memadai,” kata Michael Long, Southeast Asia 2 B2B Lead Logitech dalam pers rilis.
“Tantangan semacam inilah yang dapat mengakibatkan pengalaman rapat yang tidak setara dan sulit untuk mengoptimalkan produktivitas,” tambah Michael Long, Rabu (17/1/2024).
Temuan survei Logitech lainnya mengungkapkan bahwa banyak karyawan yang bekerja secara hybrid mengalami kesulitan untuk berkolaborasi dan bekerja secara produktif karena tidak memiliki peralatan yang memadai.
Baca juga: Cek! Ini Hari Paling Populer Untuk Rapat Kerja Menurut Survei
“Kami meninjau sebanyak 55% karyawan di Indonesia merasa kualitas audio yang buruk menjadi penghalang utama untuk mereka dapat terus terlibat secara aktif dalam percakapan,” ujar dia.
Selain itu, 41% karyawan lainnya mengindikasikan bahwa kualitas video yang tidak memadai juga turut mengurangi minat dan interaksi peserta jarak jauh untuk berdiskusi dalam rapat.
Dr. Joe Allen, PhD, dari University of Utah Health, menyebutkan bahwa rapat yang setara perlu melibatkan pendekatan perilaku antar individu untuk tercipta partisipasi penuh di antara semua karyawan dan pimpinan, termasuk juga dengan menggunakan peralatan teknologi yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap individu dapat merasa terlihat dan didengar.
“Lantas, bagaimana cara organisasi mewujudkan rapat yang inklusif dan setara? Logitech yakin bahwa untuk menciptakan hal tersebut, diperlukan komitmen terhadap budaya dan teknologi,” tambah Michael.
Cobalah mulai dengan menciptakan budaya rapat yang mendorong peserta untuk berbicara: Perusahan harus memotivasi dan mendukung perilaku rapat yang positif untuk menumbuhkan kebiasaan dalam hal komunikasi yang terbuka, keterlibatan yang aktif, dan partisipasi penuh.