Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Monday, July 8, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Dokter Spesialis Dasar di 285 RSUD Tak Lengkap

Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (3/7/2024). (YouTube Komisi IX DPR RI)

TopCareer.id – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Indonesia masih menghadapi kurangnya tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas dan dokter spesialis dasar di rumah sakit.

“Puskesmas kita sudah mau 80 tahun merdeka (nakes) tidak pernah lengkap,” kata Menkes di Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (4/7/2024). “Yang paling banyak kosong dokter gigi.”

Dalam pemaparannya, Menkes mengungkapkan sembilan jenis tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat, bidan, dokter, farmasi, kesehatan masyarakat, gizi, Ahli Teknologi Laboratorium Medis Indonesia, kesehatan lingkungan, dan dokter gigi

Ia menyebut, terdapat kekurangan 8.160 orang untuk mengisi kekosongan sembilan jenis nakes di Puskesmas dengan 4.691 atau 46 persen puskesmas dilaporkan belum lengkap. 6.333 Puskesmas pun dinilai belum memiliki jumlah standar sembilan jenis nakes.

“Jadi saya bilang ke teman-teman, itu Poltekkes-Poltekkes harus dipercepat pendidikannya,” kata Budi Gunadi.

Baca Juga: Menkes: Di Indonesia, Ada 3.285 Puskesmas Tanpa Dokter Gigi

Sementara untuk dokter spesialis, 285 aatau 38 persen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dilaporkan tidak lengkap untuk tujuh jenis dokter spesialis dasar. Angkanya bahkan mencapai 63 persen di DTPK (Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan).

Tujuh jenis dokter spesialis ini adalah spesialis penyakit dalam, anak, anastesi, obgyn, bedah, radiologi, dan patologi klinik. Menurut Menkes, Indonesia kekurangan 1.094 dokter spesialis dasar untuk mengisi kekosongan RSUD.

“Kondisi di penduduk kita sudah berbeda. Dulu kan banyaknya ibu dan anak, makanya spesialis anak harus ada, obgyn harus ada, tapi sekarang kalau dilihat beberapa puskesmas di Jakarta, populasi lansianya sudah lebih banyak dari yang balita,” kata Menkes.

“Artinya dokter-dokter (untuk) lansia kan sudah beda penyakitnya. Bukan obgyn dan anak, butuhnya spesialis penyakit dalam, spesialis hemato-onkologi, jantung, stroke, saraf, itu kan penyakit yang paling banyak menyerang.”

Menkes pun mengatakan, usai Covid-19 selesai, Kementerian Kesehatan melakukan transformasi kesehatan yang salah satunya pemerataan distribusi alat kesehatan.

“Ini sudah disetujui Bank Dunia di akhir 2023 Desember, 4 miliar dolar, kita akan tebar itu ke 10 ribu puskesmas, 5 ribu pustu (puskesmas pembantu), dan 514 kabupaten/kota untuk lima layanan utama,” kata Menkes.

Menkes menyebut, lima layanan ini dinilai memiliki angka kematian tertinggi yang mencakup stroke, jantung, kanker, ginjal, serta ibu dan anak.

Leave a Reply