Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Edukasi

Apakah Multiverse dan Alien Benar-Benar Ada? Ini Kata Pakar IPB

Jumlah karbon di atmosfer bumi capai rekor tertinggi.Planet bumi (sumber: Reuters)

TopCareer.id – Banyak karya-karya fiksi ilmiah mengangkat tema kehadiran alam semesta paralel, dimensi ekstra, hingga makhluk ekstraterestrial dan ekstradimensi seperti alien. Eksistensi berbagai macam hal di atas pun sering jadi pertanyaan orang-orang di dunia.

Guru Besar Fisika Teori IPB University Husin Alatas, mengungkapkan, berbagai spekulasi kosmologis ini mulai mendapat celah untuk dikaji melalui pendekatan ilmiah berbasis pengamatan elektromagnetik dan radiasi kosmik.

“Elektromagnetisme adalah fenomena paling akrab dalam kehidupan manusia,” kata Husin, dikutip dari ipb.ac.id, Selasa (17/6/2025).

“Hampir seluruh sistem sensori manusia menggunakan gelombang elektromagnetik untuk berinteraksi dengan alam sekitar,” Husin menjelaskan.

Ia mencontohkan, cahaya tampak yang ditangkap mata manusia hanyalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik yang sangat luas.

Menurut Husin, mulai dari gelombang radio berfrekuensi rendah hingga sinar gamma berfrekuensi tinggi, semuanya menyimpan informasi penting tentang alam semesta.

Baca Juga: Minat Belajar Sains pada Generasi Muda Dinilai Menurun, Kenapa?

Salah satu penemuan penting dalam spektrum elektromagnetik adalah radiasi latar-belakang gelombang mikro kosmik (Cosmic Microwave Background/CMB).

Radiasi ini merupakan sisa dari peristiwa Big Bang yang terjadi sekitar 13,4 miliar tahun lalu dan mulai bisa terdeteksi sekitar 380.000 tahun setelah alam semesta terbentuk.

Husin mengatakan, radiasi CMB memiliki temperatur rata-rata sekitar 2,7 derajat Kelvin.

“Namun radiasi dengan variasi suhu sekecil 0,00001° Kelvin tersebut bisa memberikan informasi sangat berharga tentang umur, bentuk, komposisi, bahkan proses pembentukan bintang dan galaksi,” jelasnya.

Husin melanjutkan, saat ini melalui pengamatan satelit Planck yang dioperasikan Badan Antariksa Eropa ,yang relatif memiliki resolusi yang sangat tinggi, para ilmuwan fisika dan astronomi menginvestigasi berbagai anomali distribusi variasi temperatur CMB yang tidak dapat dijelaskan oleh pemahaman yang telah terbangun selama ini.

Pengamatan terhadap radiasi ini memunculkan pertanyaan besar, salah satunya adalah anomali cold-spot, titik dingin yang tidak dapat dijelaskan secara memadai oleh teori kosmologi saat ini.

“Salah satu penjelasan yang diajukan adalah kemungkinan keberadaan alam semesta paralel atau dimensi ruang ekstra yang sempat besar lalu melipat menjadi sangat kecil dan sulit dideteksi,” kata Husin.

Meski begitu, spekulasi tentang dimensi paralel atau multiverse, masih berada dalam ranah ilmiah yang belum bisa dibuktikan secara empiris.

“Alternatif yang lebih rasional untuk menjelaskan cold-spot adalah keberadaan void hampa kosmik yang sangat besar,” Husin mengatakan.

Selain radiasi CMB, sinyal elektromagentik lainnya seperti semburan sinar-X dan sinar gamma, juga memberikan petunjuk keberadaan objek eksotik seperti quasar, bintang neutron, dan lubang hitam.

Baca Juga: Bisakah Sains Sembuhkan Patah Hati?

“Bagi sementara orang, fenomena-fenomena anomali sinyal elektromagnetik kadang ditafsirkan sebagai bentuk kehadiran makhluk ekstradimensi dan makhluk ekstraterestrial atau alien,” kata Husin.

Menurutnya, hal ini tidak sepenuhnya salah, mengingat sinyal-sinyal tersebut mungkin merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan makhluk-makhluk tersebut kepada manusia.

Namun Husin menegaskan, hingga sekarang belum ada bukti kuat bahwa sinyal-sinyal aneh yang diterima merupakan pertanda kehadiran makhluk-makhluk seperti alien.

Husin mengatakan, ketertarikan seseorang terhadap hal-hal tak kasat mata adalah ekspresi dari rasa ingin tahu yang besar, sebuah karakteristik unik yang mendorong kemajuan peradaban. Menurutnya, rasa ingin tahu manusia adalah anugerah besar dari Sang Pencipta.

“Penemuan jendela baru pengamatan alam semesta berupa gelombang gravitasi merupakan sebuah bukti yang terang benderang bahwa peluang menguak hal-hal yang selama ini lebih bersifat supranatural dan metafisik tersebut tetap terbuka selama manusia memiliki rasa keingintahuan yang tinggi,” pungkasnya.

Leave a Reply