Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Konsultasi Karier

Dilema Perempuan Pekerja di Tengah Pandemi

Ilustrasi. (dok. Small Business Trends)

Topcareer.id – Menjadi sebuah tantangan bagi seorang perempuan untuk bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia saat ini. Terutama para perempuan pekerja sekaligus ibu rumah tangga yang saat ini harus bekerja dari rumah (work from home).

Perempuan yang berkarier sekaligus merangkap sebagai ibu rumah tangga harus mampu mengatur waktu untuk bekerja, mengurus anak, dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci, memasak, dan sebagainya.

Jika tidak mampu mengaturnya dengan baik, alih-alih bisa diselesaikan, semua pekerjaan bisa terbengkalai dan ia bisa sakit atau stres. Lantas, apakah yang harus dilakukan oleh perempuan agar semuanya bisa seimbang?

Baca juga: 5 Tanda Kamu Alami Perubahan Karier Tidak Efektif

Sebelum membahas hal itu lebih lanjut, ada hal yang menarik untuk diperbincangkan terkait perempuan. Jika diamati lebih dalam, perempuan memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh laki-laki, yaitu mereka dapat mengerjakan banyak hal dalam satu waktu.

Berbeda dengan laki-laki yang hanya bisa fokus pada satu hal, perempuan bisa memasak sambil mencuci sekaligus mengawasi anak yang sedang bermain. Mungkin kemampuan “merangkap” ini lahir dari harapan atas penggunaan kata perempuan itu sendiri.

Menurut Saparinah Sadli, dalam bukunya Berbeda tetapi Setara: Pemikiran tentang Kajian Perempuan, makna kata perempuan dipandang meliputi semangat perjuangan karena berasal dari kata empu, yang secara denotatif bermakna ‘ahli kerajinan’. Lebih jauh, Sadli mengemukakan bahwa kata perempuan berarti ‘yang di-empu-kan’ yang artinya ‘induk’ atau ‘ahli’.

Baca juga: Suram, Peluang Karier Gen Z Lulusan 2020 Akibat Wabah Corona

Dari pengertian itu, tersirat arti penghormatan, kemandirian, serta harapan bahwa perempuan adalah ahli yang mampu mengatur segala hal yang dikuasainya. Akan tetapi, hal ini harus dipahami dengan benar. Karena alih-alih menganggapnya terlalu kuat, perempuan bisa mengalami ketidakadilan gender karena mengalami beban ganda.

Seperti yang disebutkan oleh Mansour Fakih dalam bukunya Analisis Gender dan Transformasi Sosial, ketidakadilan gender yang sering dialami oleh perempuan sering termanifestasikan dalam beberapa bentuk, yaitu marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau melalui pelabelan negatif, kekerasan (violence), beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (burden), serta sosialisasi ideologi nilai peran gender.

Beban ganda dalam bekerja inilah yang sering dialami oleh perempuan yang memilih untuk tetap berkarier meski telah berumah tangga.

Kemampuan mengatur antara kerja dan keluarga agar tetap seimbang pada masa pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan. Lantas, apa yang harus dilakukan agar semuanya berjalan beriringan? Pertama, time management. Tentukan kapan dan berapa lama Anda mengerjakan sebuah pekerjaan.

Baca juga: Posting Hal Seperti Ini di Mesdos Saat Pandemi Bisa Hancurkan Karier

Mendisiplinkan diri untuk bangun tepat waktu dan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan rencana akan membantu Anda untuk tidak berlama-lama pada satu pekerjaan. Selain itu, untuk memangkas waktu, Anda bisa memanfaatkan resource di sekitar yang sekiranya bisa mempermudah pekerjaan Anda.

Misalnya, Anda tidak perlu membuang waktu untuk menunggu tukang sayur di depan rumah dengan memanfaatkan aplikasi online untuk berbelanja.

Kedua, beri pemahaman kepada keluarga bahwa sang ibu ada di rumah bukan karena hari libur, melainkan karena ditugaskan bekerja dari rumah. Ada tanggung jawab kepada perusahaan yang tetap dipikul oleh seorang yang bekerja dari rumah.

Oleh karena itu, ciptakan sistem di sekitar yang mendukung agar pekerjaan kantor tetap dapat diselesaikan. Selain itu, bangun kerja sama dengan anggota keluarga lainnya, misalnya negosiasi terkait waktu kerja dan bermain dengan anak.

Baca juga: Daftar Karier yang Memungkinkanmu Kerja 2 Minggu, Libur 2 Minggu

Ketiga, lakukan pembagian kerja dengan suami. Hal ini cukup penting karena dalam satu keluarga perlu dipahami bahwa ada berbagai peran yang harus dibagi. Tidak semua dan selamanya pekerjaan rumah tangga harus dikerjakan oleh istri. Suami harus ikut membantu karena pembagian pekerjaan di rumah tidak dibagi berdasarkan jenis kelamin.

Jika pembagian ini berjalan dengan baik, selain bermanfaat untuk meringankan beban kerja, pembagian peran dan pekerjaan di keluarga juga memberikan edukasi kepada anak-anak bahwa fisik tidak membatasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Jangan lupa, jika semua rencana telah diselesaikan dengan baik, ciptakan reward untuk diri sendiri. Sediakan waktu untuk melakukan kegiatan yang disenangi (me time), misalnya membaca, menonton film, berkreasi membuat kue, dan sebagainya. Atau Anda juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk berkumpul dan bercengkerama bersama keluarga agar kedekatan antaranggota semakin erat.

Selain itu, waktu berjam-jam yang sebelumnya dihabiskan untuk perjalanan ke kantor, juga bisa Anda manfaatkan untuk bersantai atau melakukan kegiatan lain yang ingin Anda coba.

Kegiatan yang menyenangkan tentu akan membatu Anda mengurangi stres dan rasa penat, serta menghindarkan Anda dari rasa bosan karena melakukan kegiatan yang berulang di tempat yang sama. *

Berpengalaman selama lebih dari 25 tahun di bidang SDM antara lain Head of HR di Standard Chartered Bank, Bank Danamon, PT Trakindo Utama dan sekarang Advisor PT United Family Food. Juga pernah menjadi HR Officer di PT Johnson and Johnson Indonesia dan Bankers Trust.

Leave a Reply