Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, May 10, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui tentang Varian BA.4 dan BA.5 Omicron

Topcareer.id – Dua subvarian baru itu Omicron saat ini menjadi varian yang diwaspadai di sejumlah negara, dan sudah menyebar di sejumlah daerah di Indonesia sejak Mei 2022 salah satunya adalah Bali.

Singapura bahkan memprediksi gelombang baru Covid-19 akibat subvarian baru Omicron tersebut bakal menyerang Singapura Juli.

Di Indonesia pun selain kabar tentang varian BA.4 dan BA.5 omicron telah masuk, angka kasus juga meningkat hingga ada wacana lockdown akan berlaku kembali bulan depan.

Berikut ini ada lima hal yang perlu kamu ketahui lebih mendalam apa itu varian BA.4 dan BA.5.

Sudah beredar sejak Januari
Varian BA.4 pertama kali terdeteksi dari spesimen yang dikumpulkan pada 10 Januari 2022 di Limpopo, Afrika Selatan.

BA.5 juga pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, kali ini dari sampel yang dikumpulkan pada 25 Februari 2022 di KwaZulu-Natal. Bahkan sudah menyebar ke provinsi lain.

Afrika Selatan melakukan pengurutan genetik pada lebih banyak sampel SARS-CoV-2 daripada banyak negara lain.

Jadi ada kemungkinan varian ini muncul di tempat lain dan ilmuwan Afrika Selatan adalah yang pertama menemukannya.

Tumbuh dalam prevalensi
Menurut data urutan genetik yang diunggah ke database GISAID global, serta laporan dari kantor regional dan negara WHO, jumlah negara yang melaporkan deteksi varian ini dan jumlah kasus meningkat.

Di Afrika Selatan, persentase urutan yang ditunjuk BA.4 telah tumbuh dari kurang dari 1% pada Januari 2022 menjadi lebih dari 35% pada 29 April 2022.

Pertumbuhan ini dapat menunjukkan bahwa varian ini lebih menular daripada varian Omicron yang ada.

Bisa jadi juga akibat berkurangnya kekebalan dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya, namun masih terlalu dini untuk mengetahui dengan pasti.

Membawa mutasi tambahan yang menjadi perhatian
Mutasi baru bisa terjadi saat SARS-CoV-2 berevolusi, secara signifikan virus akan meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi kekebalan yang diberikan oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.

Hal ini membuat lebih sulit untuk mengendalikan penyebaran penyakit.

BA.4 dan BA.5 memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli, tetapi memiliki lebih banyak kesamaan dengan varian BA.2.

Varian ini juga memiliki sejumlah mutasi tambahan, beberapa di antaranya dapat mengubah karakteristiknya.

Kedua sub-varian sering dibahas bersama karena mutasi pada gen protein lonjakan mereka identik, meskipun berbeda dalam mutasi yang ditemukan di tempat lain.

Spike protein atau protein lonjakan itu penting, karena inilah yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia, dan karenanya menentukan seberapa mudah virus itu ditularkan.

Kedua varian baru membawa mutasi L452R, yang sebelumnya juga terdeteksi pada varian Delta, dan diperkirakan membuat virus lebih menular dengan meningkatkan kemampuan virus untuk menempel pada sel manusia.

Itu juga dapat membantunya untuk menghindari penghancuran sebagian oleh sel-sel kekebalan.

Varian ini juga memiliki perubahan genetik, yang disebut mutasi F486V.

Letaknya di dekat tempat protein lonjakan mereka mengikat sel manusia. Ini dapat membantu sebagian menghindari respon imun tubuh.

Baca juga: Menkes: Masyarakat Indonesia Punya Daya Tahan Terhadap Varian Baru

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mutasi ini terkait dengan penyakit yang lebih parah
Sejauh ini tidak ada indikasi bahwa BA.4 atau BA.5 berhubungan dengan gejala baru atau penyakit yang lebih parah.

Mengingat sebagian besar mutasi serupa dengan yang ditemukan pada garis keturunan Omicron lainnya, WHO akan terus memantaunya dengan ketat.

Mampu menghindari antibodi dari infeksi Omicron sebelumnya
Hanya segelintir penelitian ilmiah yang telah dipublikasikan tentang BA.4 dan BA.5 sejauh ini, belum ada satupun yang ditinjau oleh rekan sejawat, artinya pengetahuan tentang subvarian ini masih terbatas.

Dalam salah satu studi penelitian yang dipimpin oleh Alex Sigal di Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Durban, Afrika Selatan, menyelidiki sejauh mana antibodi dari 39 orang yang telah pulih dari varian Omicron asli dapat mencegah sel terinfeksi varian BA.4 dan BA.5.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply