Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Bawa Menu McDonalds ke Australia, Penumpang Pesawat Asal Bali Ini Didenda Rp 27,8 juta

Ilustrasi: Medium

Topcareer.id – Seorang penumpang yang melakukan perjalanan dari Bali, Indonesia ke Australia harus mengeluarkan uang yang cukup besar untuk salah satu menu sarapan McDonald’s.

Mengutip dari CNN, pelancong asal Australia yang tidak disebutkan namanya itu didenda sekitar 2.664 dolar Australia (sekitar Rp 27,8 juta), setelah ketahuan membawa dua telur dan sosis daging sapi McMuffins serta croissant ham di bagasi, saat tiba di Bandara Darwin di Wilayah Utara negara itu minggu lalu.

Insiden itu terjadi beberapa hari setelah pihak berwenang Australia memberlakukan aturan biosekuriti baru yang ketat, selepas wabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia menyebar ke Bali, sebuah tujuan populer bagi wisatawan Australia.

Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia mengatakan, berbagai produk berisiko yang tidak diumumkan, termasuk makanan cepat saji, terdeteksi di ransel penumpang oleh anjing pendeteksi biosekuriti bernama Zinta.

“Ini akan menjadi makanan Maccas termahal yang pernah dimiliki penumpang ini,” kata Murray Watt, Menteri pertanian, perikanan dan kehutanan, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Jual Foto KTP Sebagai NFT Bisa Kena Pidana Penjara 10 Tahun, Denda 1 M

“Denda ini dua kali lipat biaya tiket pesawat ke Bali, tetapi saya tidak bersimpati kepada orang-orang yang memilih untuk tidak mematuhi langkah-langkah keamanan hayati Australia yang ketat.”

Pernyataan itu melanjutkan konfirmasi bahwa penumpang telah diberikan “pemberitahuan pelanggaran 12 unit karena gagal menyatakan potensi item berisiko tinggi biosekuriti dan memberikan dokumen palsu dan menyesatkan.”

Produk yang disita rencananya akan diuji penyakit mulut dan kuku sebelum dimusnahkan.

“Australia bebas PMK, dan kami ingin tetap seperti itu,” kata Murray Watt.

“Keamanan hayati bukanlah lelucon. Ini membantu melindungi pekerjaan, pertanian kita, makanan, dan mendukung ekonomi. Penumpang yang memilih untuk bepergian perlu memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan untuk memasuki Australia, dengan mengikuti semua tindakan biosekuriti.”

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply