Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

Mengenal Coffee Interview: Wawancara Kerja Informal yang Tengah Jadi Tren

Topcareer.Id – Coffee Interview, atau pertemuan informal sambil minum kopi belakangan telah menggantikan wawancara putaran pertama dalam hal pencarian kerja. Cara ini biasanya dilakukan oleh para perekrut, terutama saat membicarakan peluang kerja, ketimbang wawancara untuk posisi tertentu.

Ketika datang ke wawancara semacam ini, tentu akan ada pertanyaan yang berkecamuk di pikiran kita. Mulai dari apa yang harus kita kenakan, perlukah kita membawa sesuatu, hingga siapa yang kira-kira akan membayar kopi.

Sebenarnya, coffee interview juga sempat digantikan oleh wawancara virtual. Namun pembukaan aktivitas dan kondisi yang mulai berlangsung normal, membuat tipe wawancara ini kembali tren.

Mengapa Perusahaan Mengadakan Wawancara Sambil Minum Kopi?

Mempekerjakan manajer sering kali butuh pendekatan yang tidak terlalu formal, terutama dalam tahap awal. Biasanya, ini dilakukan dengan santai, sembari berbagi informasi yang penting, sekaligus menjadi jalan bagi perekrut dan pelamar untuk dapat berkenalan tanpa kendala wawancara formal.

Bagi perekrut, ini adalah cara untuk bertemu calon karyawan secara lebih santai, untuk menentukan apakah peran orang tersebut akan cocok di perusahaan.

Sementara bagi kandidat, ini adalah cara untuk belajar lebih banyak tentang perusahaan, tanpa harus berpartisipasi dalam wawancara formal, setidaknya di awal.

Baca juga: Pentingnya Peran Semua Pihak untuk Atasi Masalah Ketenagakerjaan

Terkadang, majikan memilih jenis wawancara ini ketika belum ada deskripsi pekerjaan yang pasti. Coffee interview ini diharapkan dapat membantu mempengaruhi struktur peran atau membantu perusahaan menentukan, seberapa besar peran itu diperlukan.

Beberapa perusahaan mungkin memiliki budaya yang lebih informal, dan wawancara sambil minum kopi akan lebih masuk akal bagi mereka, daripada wawancara yang dilakukan di ruang konferensi.

Dalam beberapa kasus, perusahaan bahkan mungkin tidak memiliki ruang konferensi—atau bahkan ruang kantor—untuk mengadakan wawancara.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply