Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Bagian Terberat Menjadi Seorang Psikolog

Sumber foto: PsicologoroberteSumber foto: Psicologoroberte

Topcareer.id – Tak ada yang terdengar mudah ketika pekerjaanmu menuntut untuk selalu menemukan solusi terbaik atas gangguan kesehatan mental seseorang. Bahkan, mencegah mereka untuk melakukan tindakan bunuh diri. Tapi, itulah tuntutan kerja seorang psikolog.

Dari semua itu, apa yang menjadi hal terberat bagi seorang psikologi klinis? Psikolog klinis berlisensi, Anita Sanz menjawab lewat Quora, apa yang menjadi hal terberat selama menjalankan pekerjaannya.

Menurutnya, ketika menjadi seorang psikolog pasti menemui kendala seperti sulitnya menyeimbangkan antara empatik dan objektif. Pun harus bekerja dengan klien yang berpotensi bunuh diri, pasien gangguan kepribadian atau orang-orang dengan kecenderungan yang dapat menuntut secara emosional, atau dengan orang tua yang menyabotase upayanya  untuk membantu anak-anak mereka.

Baca juga: Mau Ambil Jurusan Psikologi? Coba Tanya Ini Dulu ke Diri Sendiri

“Bagi saya, hal tersulit dalam menjadi seorang psikolog adalah memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk membantu seseorang dengan masalah tertentu. Dan kemudian mengakui bahwa orang yang bekerja dengan saya belum siap atau tertarik untuk menangani masalah mereka,” jawab Sanz.

Entah itu karena penyangkalan, lanjutnya, ketidakdewasaan, gangguan kepribadian, cengkeraman proses kecanduan, kedalaman depresi yang dialami seseorang pada saat tertentu, atau ketidakmampuan memproses informasi secara kognitif.

“Saya memiliki banyak waktu ketika saya memiliki kemampuan untuk membantu, tetapi tidak memiliki akses untuk mencoba. Seperti seorang pemadam kebakaran dengan selang penuh yang tidak bisa mencapai api, jadi dia harus menonton rumah terbakar,” ucap Sanz.

Baca juga: Pekerjaan yang Dianggap Paling Sulit di Bidang Psikologi

Ia berharap jika ada cara baginya untuk membantu menerobos penolakan, meminta pertanggungjawaban seseorang atas perilaku mereka, sepetinya ia akan melakukan apa saja untuk itu. Juga menunjukkan pada mereka bahwa ada harapan dan alasan untuk percaya bahwa segala sesuatunya dapat meningkat jika mereka mau melakukan perubahan.

Menurutnya, ia seperti sudah memberikan 100 persen yang ia miliki sebagai terapis. Tapi sayang, dirinya hanya mampu mencapai 50 persen hubungan klien-terapis.

“Dalam hal kesiapan dan kemampuan untuk mengubah banyak dari klien, saya sering tidak memiliki banyak kemampuan untuk memengaruhi itu. Kadang seperti tidak ada. Dan bagi saya, itu hal yang paling sulit,” ujarnya.

Melakukan pekerjaan yang telah saya latih, yang telah saya lakukan selama 25 tahun, kadang-kadang terasa sulit dan menantang, tapi tidak berat. Yang sulit adalah tidak bisa melakukan apa yang ia tahu harus ia lakukan.

“Tahu kapan saya benar-benar tidak dapat membantu adalah bagian tersulit dari menjadi seorang psikolog. Saya benci itu.” *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply