Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, May 3, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Ini Vaksin Booster COVID-19 Terbaik untuk Orang Dewasa menurut CDC

Ilustrasi vaksinasi Covid-19 jadi program imunisasi rutin, gratis untuk kelompok rentan.Ilustrasi vaksinasi Covid-19 jadi program imunisasi rutin, gratis untuk kelompok rentan.

Topcareer.id – Panduan mengenai vaksin booster dari CDC sebelumnya didasarkan pada pemenuhan usia tertentu, kesehatan, atau persyaratan risiko lain yang membuat beberapa orang bingung apakah mereka memenuhi syarat.

Saat ini pedoman baru CDC telah terbit dan bertujuan untuk memperjelas hal tersebut.

Semua orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer atau Moderna setidaknya enam bulan terakhir, memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan booster.

Penasihat CDC juga merekomendasikan booster untuk orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Panduan sebelumnya merekomendasikan booster untuk semua usia 65 tahun ke atas.

Banyak orang berusia 18 hingga 64 tahun bertanya-tanya apakah mereka memenuhi syarat untuk booster di bawah panduan sebelumnya.

Sementara itu, untuk orang dewasa yang awalnya menerima vaksin Johnson & Johnson dosis tunggal, panduan tetap tidak berubah. Mereka harus menerima salah satu booster COVID-19 resmi dua bulan setelahnya.

Booster mana yang lebih baik?
Panduan vaksin booster dari CDC memungkinkan individu untuk mencampur atau menggunakan vaksin yang sama dengan saat pertama vaksin atau yang berbeda.

Meskipun pilihannya mungkin tampak membingungkan, Dr. Monica Gandhi, seorang ahli penyakit menular di University of California, San Francisco, mencoba menguraikannya secara sederhana.

“Pada dasarnya, Anda bisa mendapatkan apa pun yang Anda inginkan untuk booster Anda, kecuali untuk sesuatu yang sangat khusus misalnya Johnson & Johnson yang boosternya harus vaksin mRNA (dari Pfizer atau Moderna), titik.”

FDA memang menyetujui suntikan J&J dengan kemanjuran terhadap COVID-19 sebesar 94% sebagai vaksin dosis tunggal.

Tetapi penelitian pemerintah AS tentang vaksin booster campuran menemukan orang yang dengan vaksin J&J yang melanjutkannya dengan booster mRNA memiliki tingkat antibodi pelindung yang jauh lebih tinggi lagi.

Kebijakan campuran vaksin memberi dokter lebih banyak kelonggaran untuk menasihati pasien yang berisiko mengalami efek samping.

Baca juga: Vaksin Booster Covid-19, Perlu Enggak Sih?

Pfizer atau Moderna?
Bagi mereka yang mendapat vaksin mRNA, bukti menunjukkan kebutuhan akan booster paling cocok untuk orang dewasa yang lebih tua yakni yang sebelumnya juga mendapat suntikan Pfizer, kata Dr. Paul Offit, pakar penyakit menular di University of Pennsylvania dan anggota panel penasihat vaksin di FDA.

Untuk individu yang lebih muda yang awalnya divaksinasi dengan vaksin mRNA, keputusannya lebih penuh pertimbangan.

Menurut data yang disajikan kepada panel penasehat vaksin CDC, perlindungan dari vaksin Pfizer tampaknya berkurang lebih cepat daripada suntikan Moderna, tetapi keduanya masih berfungsi dengan baik dalam mencegah rawat inap dan kematian.

Suntikan Pfizer mengandung 30 mikrogram vaksin dan begitu juga boosternya.

Suntikan asli Moderna adalah dosis 100 mikrogram, tetapi booster disetujui dalam setengah dosis.

Masih belum diketahui apakah booster dosis rendah Moderna akan memiliki daya tahan yang sama dengan suntikan aslinya.

Kathryn Edwards, peneliti vaksin di Vanderbilt University Medical Center, mengatakan dosis Moderna yang lebih rendah dapat mengurangi efek samping jangka pendek seperti demam dan nyeri tubuh yang terkait dengan suntikan Moderna dosis tinggi.

Vaksin dari Moderna dan Pfizer telah dikaitkan dengan efek samping peradangan jantung yang dikenal sebagai miokarditis pada pria yang lebih muda.

Namun, data yang disajikan kepada penasihat CDC menunjukkan dosis booster tidak meningkatkan risiko itu.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply