Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, May 2, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Mitos Berbahaya Soal Covid-19 dan Bantahannya yang Wajib Kamu Tahu

Ilustrasi. (dok. AFP)

Menurut WHO, tidak. Membiarkan diri terkena sinar matahari atau suhu di atas 25 derajat Celcius (77 derajat Fahrenheit) tidak akan menghentikanmu tertular penyakit. Virus itu dapat ditularkan ke mana saja, bahkan negara-negara dengan cuaca panas dan lembab, kata WHO.

Sebagian besar Asia Tenggara memiliki iklim tropis. Tetapi wilayah ini tidak terhindar dari lonjakan kasus virus corona. Singapura memiliki lebih dari 16.000 kasus sementara Indonesia memiliki lebih dari 10.000 infeksi yang dilaporkan, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Baca juga: Wanita Ini Berhasil Kalahkan COVID-19 Usai Dua Minggu Koma

Di Arab Saudi, di mana matahari gurun bisa menjadi lebih panas dari 50 ° C (122 ° F) di puncak musim panas, lebih dari 21.000 kasus telah dilaporkan, menurut Hopkins.

Panas ekstrem dapat membunuh virus, tetapi tingkat panas itu juga akan membunuh orang itu, kata Dr. Leong Hoe Nam, spesialis penyakit menular dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, dalam email ke CNBC.

Dia mengatakan 90 °C panas selama 15 menit akan secara efektif menghancurkan virus, tetapi tidak ada manusia yang bisa bertahan dari intensitas tingkat panas itu.

“Tidak ada alasan untuk percaya bahwa cuaca dingin dapat membunuh virus corona baru atau penyakit lainnya. Suhu tubuh manusia normal tetap sekitar 36,5 ° C hingga 37 ° C, terlepas dari suhu eksternal atau cuaca,” kata WHO.

Sementara virus rentan terhadap sinar ultraviolet (UV) yang dapat mempersulit virus bereproduksi, kamu tidak mungkin mendapatkan sinar UV di dalam tubuh, karena akan terhalang oleh kulitmu, jelas Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin, selama wawancara video dengan CNBC. “Semua yang sinar UV lakukan akan meningkatkan risiko kanker kulit,” kata Offit. *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply