Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, May 2, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Kebanyakan Orang akan Tetap Kerja Meski Libur. Kenapa, Ya?

Sumber foto: Thclabs.orgSumber foto: Thclabs.org

Topcareer.id – Masihkah kamu bekerja atau berpikir soal kerjaan saat hari libur? Kalau kamu pekerja kantoran 9-5, kamu mungkin nggak perlu ada 24/7 seperti perawat, sekalipun waktu libur. Namun mengapa lebih dari setengah (53%) pekerja tetap terhubung dengan pekerjaan bahkan ketika libur? 

Sebagian besar, sepertinya, karena merasa bisa bekerja di hari libur.

“Penelitian kami menunjukkan ada perubahan besar dalam perusahaan sekarang, ke arah lebih banyak karyawan yang tidak pernah benar-benar berhenti untuk kerja,” catat Paul Statham, CEO dan pendiri pembuat perangkat lunak penjadwalan kantor Condeco Software dalam Fortune.

“Pertanyaan besarnya dulu adalah apakah karyawan akan tetap produktif jika manajer tidak melihatnya. Sekarang masalahnya adalah, bagaimana kamu mendorong orang untuk memutuskan koneksi?”

Sebuah survei baru dari LinkedIn terhadap 2.000 pekerja kantor di Amerika Serikat mendukung klaim itu. Pertimbangkan: 51% dari pekerja merasa terganggu dihubungi oleh kolega atau bos melalui telepon, teks, atau email saat liburan.

Baca juga: Terkena Back To Work Blues usai Liburan? Coba Lakukan Ini

Biasanya (51% lagi) menjawab dengan “gampanglah, cepat deh” atau (46%) karena sesuatu yang mendesak tidak ada yang bisa mengatasi. Sekitar satu dari tiga (30%) check-in ke kantor setidaknya sekali atau dua kali setiap hari selama liburan.

Agak mengherankan, hanya 28% dari karyawan yang disurvei mengatakan mereka mengandalkan auto responder — autoreply pada email.

Bahkan kelompok itu kesulitan untuk bersantai. Sebanyak 54% mengatakan pesan keluar mereka tidak membantu mereka memutuskan hubungan, karena rekan kerja dan klien begitu sering mengabaikannya dan tetap meminta jawaban instan. Ini kebiasaan yang menyebabkan pekerja merasa “kerja aja, deh.”

Itu terlalu buruk, karena sebenarnya ada banyak bukti bahwa tidak berhubungan dengan pekerjaan sesekali dapat benar-benar membuat orang lebih produktif, dengan memberi otak kita waktu sejenak istirahat yang sangat dibutuhkan.

Baca juga: Berat Badan Naik Karena Stres Bekerja, Kamu Mengalaminya?

“Melepaskan diri sepenuhnya dari pekerjaan selama beberapa hari memberimu waktu untuk berpikir. Email dan teks adalah gangguan konstan,” kata Statham.

Perusahaan mengizinkan 390 karyawannya di seluruh dunia untuk memilih kapan, atau jika, mematikan ponsel cerdas mereka dan bersantai. “Beberapa orang bahkan lebih stres karena tidak terhubung daripada tetap terhubung dengan pekerjaan,” catat Statham.

Hampir setengah (46%) dari LinkedIn yang disurvei mengatakan bos mereka telah menutup mata terhadap karyawan yang melakukan tugas terkait liburan di tempat kerja — belanja online, misalnya.

Baca juga: Kuis: Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi, Apa Sudah Seimbang?

Sebanyak 34% lainnya mengatakan manajer mereka telah menyisihkan waktu untuk keluar dari kantor dengan tujuan untuk mengecek daftar tugas Natal.

Satu hal yang jelas: Apakah perusahaanmu mengizinkan waktu cuti yang nyata dan tidak dicabut pada musim tahun ini? Sebagian besar itu tergantung pada budaya sehari-harinya. Gagasan bahwa karyawan berhak atas kehidupan bebas gangguan di luar pekerjaan  harus langsung dari atas, atau tidak ada yang akan menindaklanjutinya.

“Kami mendorong orang untuk menghabiskan waktu tanpa gangguan dengan keluarga dan teman-teman mereka, terutama, tetapi tidak hanya, di sekitar liburan. Hidup ini terlalu singkat untuk tidak melakukan hal itu. Tidak ada pembatahan,” kata Paul Statham. *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply